Isu Isu Penting dalam Psikologi Perkembangan
Isu Isu Penting dalam
Psikologi Perkembangan
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Psikologi
Perkembangan yang Dibina oleh Ali Mahsun M.Pd

Oleh :
Achyat Safir Rudin (14930……)
Fitrotul Fauziyah (1493044097)
Rachmita Cahyani (1493044106)
Abdurrahman Muhammad (1493044121)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI
JOMBANG
2015
Kata Pengantar
Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
dengan baik. Dalam makalah ini kami membahas
mengenai hubungan individu, keluarga, dan masyarakat.
Makalah ini dibuat dengan mengambil materi dari beberapa sumber dan bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Hc. Ir.
KH.Salahuddin Wahid, selaku rektor Universitas Hasyim Asy’ari Tebuireng
Jombang.
2. Bapak Drs. H. Choirul
Anam, M.Pd.I, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Hasyim Asy’ari.
3. Bapak Drs. H.Syamsuddin M.Pd.i, selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam
(PAI) Fakultas Tarbiyah Universitas Hasyim Asy’ari.
4. Bapak Mu’at M.Pd.I, selaku
dosen pembimbing kelac 2C PAI.
5.
Bapak Ali Mahsun M.Pd selaku dosen
pembimbing mata kuliah Psikologi Perkembangan.
Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena kami menerima
kritik dan saran dari para pembaca agar penyusunan makalah kami selanjutnya
akan lebih baik dari sekarang. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jombang, 3 Maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
Bab I Pendahuluan
1.1
Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah ................................................................................. 1
1.3
Tujuan Masalah...................................................................................... 1
Bab II Pembahasan Masalah
2.1. Sifat
Dasar Manusia............................................................................... 2
2.2. Perkembangan
Bersifat Kualitatif dan Kuantitatif................................. ....
2.3. Nature
dan Nurture dalam Perkembangan..............................................
Bab III
Penutup
a.
Kesimpulan...............................................................................................
b.
Saran.........................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam
studi psikologi perkembangan terdapat berbagai teori yang berbeda beda baik
dari segi isi atau pokok pembahasan, metode penelitian maupun sifat formalnya.
Meskipun terdapat berbagai teori yang berbeda beda namun Miller (1993) studi psikologi
perkembangan yang dilakukan pada dasarnya mengacu pada empat isu utama yaitu;
yang menjadi sifat dasar manusia, perkembangan bersifat kuantitatif atau
kualitatif, nature dan nurture pada perkembangan dan apa yang berkembang.
Untuk memahami
keempat isu dasar dalam studi psikologi perkembangan tersebut, maka makalah ini
akan memberikan uraian secara rinci.[1]
B. Rumusan
masalah
1.
Apa yang menjadi sifat dasar manusia?
2.
Apa yang dimaksud dengan perkembangan bersifat
kualitatif dan kuantitatif?
3.
Apa yang dimaksud dengan nature dan nurture
dalam perkembangan?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui sifat dasar manusia.
2.
Mengetahui perkembangan bersifat kualitatif dan
kuantitatif
3.
Mengetahui nature dan nurture dalam
perkembangan.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
PEMBAHASAN MASALAH
A.
Sifat Dasar
Manusia
1.
Paham “Bawaan”
Psikolog yang menganut paham “Bawaan” mengatakan bahwa
manusia itu berkembang secara teratur sesuai dengan gen yang dimiliki oleh tiap
individu hingga mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangannya memiliki kesamaan
dengan gen tersebut.
Paham bawaan, banyak dipengaruhi oleh
pendapat plato (427-346 SM) yang menyatakan bahwa perbedaan-perbedaan
individual mempunyai dasar genetik. Potensi individu dipengaruhi oleh faktor
keturunan. Artinya sejak lahir anak telah memiliki bakat-bakat atau benih-benih
kemampuan yang dapat di kembangkan melalui pengasuhan dan pendidikan. Baginya,
pendidikan tidak lain hanyalah upaya untuk menarik potensi itu keluar, namun
tidak menambahkan sesuatu yang baru.
Contohnya, dengan memberikan stimulasi ringan pada telapak
tangan bayi muda-belia dapat menimbulkan gerakan menggenggam pada tangan bayi
tersebut.
Respon dalam bentuk menggenggam yang
diberikan oleh bayi tersebut, merupakan perintah yang diberikan oleh DNA kepada
syaraf-syaraf atau reseptor yang berada di telapak tangan.
Pada bayi yang baru lahir,
gerakan-gerakan yang dimunculkan adalah gerakan reflek dan instink. Gerakan
instink digunakan untuk mempertahankan (kehidupan) diri. Yaitu, instink untuk
makan dan minum. Untuk keperluan-keperluan yang lain, dia sangat menggantungkan
diri pada lingkungannya. Kesempatan untuk mendapatkan pertolongan dengan respon
menangis sebagai gerakan refleknya.
Anak-anak dianggap oleh paham ini
sebagai miniatur orang dewasa. Secara sosial anak-anak juga diperlakukan
layaknya orang dewasa. Selain itu proses-proses yang mendasari cara berpikir
dan perbuatan yang dilakukan oleh anak tersebut dianggap sama seperti
orang dewasa. Dan apabila ia melakukan perbuatan menyimpang dari standart orang
dewasa, anak tersebut dianggap bodoh dan tolol. Sementra jika anak melakukan
perbuatan ang melanggar norma sosial dan moral, maka ia dianggap telah
melakukan sebuah kejahatan dan menerima hukuman seperti orang dewasa.
Paham ini juga menyatakan bahwa
lingkungan ekstrim, yakni berupa kondisi psikolois yang hampa dan bermusuhan,
merpakan faktor yang dapat menghambat laju perkembangan individu. Akan tetapi, mereka tetap
yakin bahwa kebutuhan
akan pertumbuhan dasar pada individu tersebut telah terpenuhi.[5]
b.
Paham “Lingkungan”
Berlawanan dengan paham bawaan tersebut, pada paham kedua,
psikolog lain mengemukakan bahwa perkembangan pada tiap individu lebih
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Lingkungan memberikan kontribusi yang
sangat besar pada perkembangan individu.
Seluruh tingkah laku yang muncul, merupakan tingkah laku
yang telah dipelajari sebelumnya atau dengan kata lain di butuhkan adanya
pengalaman belajar terhadap lingkungan. Dan proses perkembangan tersebut tidak
tergantung pada faktor hereditas. Faktor hereditas hanya merupakan
sebagian kecil yang dapat mempengarihi perkembangan manusia.
Paham lingkungan, dipengaruhi oleh
pendapat John Locke (1632-1704), yang mengemukakan pendapat bahwa pengalaman
dan pendidikan merupkan faktor yang peling menentukan dalm perkembangan anak.
Ia tidak mengakui adanya kemampuan bawaan (innate knowledge). Ia mengibaratkan
isi kejiwaan anak ketika dilahirkan layaknya secarik kertas kosong, dimana
bentuk dan corak krtas tersebut nantinya sangat ditentukan oleh bagaimana
kertas itu ditulisi.[6]
Pengalaman yang dimaksud ialah mencakup
pengalaman terhadap lingkungan biologis anak-gizi, perawatan kesehatan, obat
dan kecelakaan fisik, sampai pada lingkungan sosial-keluarga, teman sebaya,
sekolah, masyarakat, media dan budaya.
Contohnya,
seorang anak yang merasa takut dengan adanya orang yang baru/asing yang tak
pernah ia kenal/tidak akrab dengannya. Menurut Hebb dalam bukunya a Text
Book of Psychology. Dalam penelitiannya mengenai contoh tadi, menyatakan
bahwa ketakutan yang dirasakan anak tersebut, merupakan hasil dari
pembelajarannya selama ini untuk menyukai seseorang. Dan ketika orang yang
ditemui tersebut adalah orang yang jarang jarang atau tidak pernah didekatnya,
maka anak tersebut cenderung akan merasa asing dan ketakutan sebagai bentuk
respon yang ia berikan
c.
Kehendak Tuhan
B.
Perkembangan
Bersifat Kualitatif dan Kuantitatif
Perubahan kualitatif dapat diartikan
sebagai perubahan dalam jenis atau tipe (misal ; telur menjadi ulat, kepompong
kemudian menjadi kupu kupu). Perubahan kualitatif ini biasanya melibatkan
perubahan struktur dan organisasi
Sementara itu perubahan kuantitatif
adalah perubahan yang menyangkut jumlah, frekuensi, atau derajat antara lain
menyangkut peningkatan efisiensi dan konsistensi. Perubahan kuantitatif
bersifat gradual, terjadi dalam penambahan bentuk sedikit demi sedikit
(misalnya penambahan bagian pengetahuan kebiasaan dan keterampilan).
Kebanyakan para ahli mengungkapkan bahwa
kedua perubahan (kuantitatif dan kualitatif) terjadi dalam perkembangan
individu. Dalam beberapa kasus periode perubahan kualitatif dan kuantitatif
terjadi secara bergantian. Contohnya dalam penggunaan memori, seseorang mungkin
akan menemukan penambahan jumlah bahan yang diingat dengan cara menghafal
(perubahan kuantitatif).
C. Nature dan
Nurture dalam Perkembangan
Para ahli psikologi mempelajari mengapa
perilaku manusia berbeda satu sama lain, kesimpulannya terpolarisasi
dalam dua teori. Teori pertama menekankan pada faktor gen dan karakteristik
dasar yang ada sejak lahir. Teori ini biasa disebut nativist atau nature yang
dimotori oleh Edward
L. Thorndike
(1903) menyatakan bahwa dalam kehidupan manusia, faktor yang menentukan adalah
hereditas.
Teori kedua, dicetuskan oleh John B. Watson pada tahun 1925. Kubu kedua ini
terkenal dengan ungkapan bahwa pengalaman mampu menuliskan segala pesan pada lembaran
putih bersih sifat dasar manusia. Para pendukung teori nurture menitik beratkan
pada proses belajar dan pengalaman. Hampir semua psikolog dewasa ini memahami
bahwa pembawaan hasil keturunan dan lingkungan selalu berinteraksi dan
menghasilkan bukan hanya sifat-sifat psikologis, namun juga sebagian besar
ciri-ciri fisik.
Contoh Kasus Nature dan Nurture
Berikut ini adalah beberapa
contoh kasus yang menunjukkan bahwa baik nurture maupun nature ternyata
sama-sama diperlukan dalam proses pemerolehan bahasa
manusia.
1. Secara umum bayi
memberikan reaksi dan menunjukkan aktivitas berbahasa terhadap lingkungan di
sekitarnya meskipun ia tidak menyadari aktivitas tersebut. Ia mencoba
mengeluarkan sejumlah potensi berupa bunyi bahasa atau kata dan secara teratur
ia melakukan pengulangan. Jika tidak mendapat respon berupa pengakuan dari
lingkungannya, seperti ayah, ibu atau saudaranya, maka bayi mengubah potensi
tersebut dan mengulangi proses yang sama sampai ia mendapatkan pengakuan dari
lingkungan (Pateda, 1991:102).
2. Di sebuah desa di
Perancis, pada tahun 1800, ditemukan anak laki-laki berusia 11-12 tahun yang
tinggal di hutan dan sering menyusup ke desa untuk mencari makan. Ketika
tertangkap dan dididik oleh direktur Institut Tuna Rungu yaitu Dr. Sicard, anak
tersebut tidak dapat berbicara seperti manusia lain. Kemudian ia dididik oleh
ahli lain, Jean-Marc-Gaspard Itard. Dibawah asuhan dan didikan yang baru ini,
pola laku kehidupan Victor, nama yang diberikan pada anak laki-laki tersebut,
dapat berubah namun tetap tidak mampu menggunakan bahasa (Dardjowidjojo,
2003:236-237).
3. Di Los Angeles, pada
tahun 1970, ditemukan seorang anak perempuan yang disekap oleh orang tuanya di
gudang belakang rumahnya. Selama 13 tahun ia tinggal dan sering disiksa ayahnya
di dalam gudang tersebut, dan hanya diberi makan namun tidak pernah diajak
berbicara oleh orang tuanya. Setelah diselamatkan, anak perempuan tersebut
diberi nama Ginie kemudian dilatih agar dapat berbahasa selama 8 tahun, namun
ternyata sama halnya dengan Victor pada kasus sebelumnya, ia tetap tidak mampu
menggunakan bahasa (Dardjowidjojo, 2003:237).
4. Di Ohio, seorang
anak perempuan berusia 6,5 tahun, yaitu Isabelle, diasuh oleh ibunya yang tuna
wicara. Ia kemudian diasuh oleh Marie Mason, seorang pimpinan rumah sakit,
dengan cara yang normal, dan ternyata Isabelle mampu menggunakan bahasa seperti
anak-anak normal lainnya (Dardjowidjojo, 2003:237).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perubahan
kualitatif dapat diartikan sebagai perubahan dalam jenis atau tipe. Perubahan
kuantitatif adalah perubahan yang menyangkut jumlah, frekuensi.
Nature menitik
beratkan pola hereditas atau faktor keturunan yang berpengaruh pada
perkembangan manusia. Nurture menitik beratkan pola lingkungan yang berpengaruh
pada perkembangan manusia.
B.
Saran
Daftar
Pustaka
Desmita. 2012. Psikologi
Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Kongkoh. 03 Maret 2013. http://12054kb.blogspot.com/2013/03/nature-vs-nurture.html
Sobur, Alex.2013.Psikologi Umum.
Bandung : Pustaka Setia
Comments
Post a Comment