Pimpinan dan Kepemimpinan Lembaga Pendidikan Islam (LPI)




Pimpinan dan Kepemimpinan Lembaga Pendidikan Islam (LPI)

MAKALAH
Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Lembaga Pendidikan Islam yang Di bina Oleh Ibu Laily Masruroh, M.PdI.

Description: logo unhasy.jpg
Kelompok 1
Achyat Safir Rudin           1493044088
Atik Muhyati                     1493044067
Saepur rokhman                 1493044129
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI
JOMBANG
2016
BAB I


PENDAHULUAN


A.    Latar belakang
Pimpinan yakni kepala dari sebuah organisasi. Sedangkan Kepemimpinan dipahami sebagai segala daya upaya besama untuk mengerakan semua sumber dan alat (resources) yang tersedia dalam suatu oganisasi. Resaouces tersebut dapat tergolongakan menjadi dua bagian besar, yaitu: human resource dan non human resaouces. Dalam lembaga pendidikan, khususnya lembaga pendidikan islam yang termasuk salah satu unit organisasi juga terdiri dari berbagai unsure atau sumber, dan manusia lah merupakan unsure terpenting. Untuk itu dapat dikatakan bahwa sukses tidaknya suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung atas kemampuan pemimpinya untuk menubuhkan iklim kerja sama dengan mudah dan dapat menggerakan sumber-sumber daya yang ada sehingga dapat mendaya gunakanya dan dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Dengan demikian kehidupan suatu organisasi sangat ditentukan oleh peran seorang pemimpin. Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang Mampu menumbuhkan dan mengembangkan usaha kerja sama serta memelihara iklim yang kondusif dalam kehidupan organisasi. Kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan yang dapat mengintegrasikan orientasi tugas dengan orientasi   hubungan manusia.
Dalam makalah ini akan diuraikan seberapa penting peran pimpinan dan kepemimpinan dalam lembaga pendidikan islam.



B.     Rumusan masalah
1.         Apa itu kepemimpinan?
2.         Apa fungsi utama pemimpin?
3.         Bagaimana gaya kepemimpinan?
4.         Apa faktor-faktor yang mempengaruhi pemimpin?
5.         Bagaimana pemimpin yang ideal?


C.    Tujuan
1.         Mengetahui arti kepemimpinan.
2.         Mengetahui fungsi pemimpin.
3.         Mengetahui bagaimana gaya pemimpin.
4.         Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemimpin.
5.         Mengetahui pemimpin yang ideal.


BAB II
PEMBAHASAN


A.    Arti kepemimpinan
Menurut kamus besar bahasa Indonesia kepemimpina diartikan sebagai cara memimpin.[1]jika kepemimpinan diartikan secara luas meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi pengikut untuk mencapai tujaun,mempengaruhi kelompok dan budayanya, serta mempengaruhi interpretasi mengenai peristiwa-peristiwa para pengikutnya, pengrganisasian dan aktifitas-aktifitas untukmencapai sasaran.[2]
 Terry & Rue (1985) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seorang pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama secara sadar dalam hubungan tugas yang diinginkan. Menurut Yuki (1987) beberapa definisi yang cukup mewakili adalah sebagai berikut :
1.      Kepemimpinan adalah perilaku dari seseorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok kesuatu tujuan yang ingi dicapai bersama.
2.      Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi kearah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu.
3.      Kepemimpinan adalah penentuan awal serta pemeliharaan stuktur dalam harapan dan interaksi.
4.      Kepemimpinan adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit, dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi.
5.       Kepemimpinan adalah proses mempengarui aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan.[3]

Mendefinisikan kepemimpinan merupakan suatu masalah yang komplek dan sulit, karena sifat dasar kepemipinan itu sendiri memang sangat kompleks. Akan tetapi, perkembangan ilmu saat ini telah membawa banyak kemajuan sehingga pemahaman tentan kepemimpinan menjadi lebih sistematis dan objektif. Kepemimpian melibatkan hubungan pengaruh yang mendalam yang terjadi di antara orang-orang yang menginginkan perubahan yang signifikan, dan perubahan tersebut mencerminkan tujuan yang dimiliki bersama oleh pemimpin dan pengikutnya (bawahan).
Kepemimpinan merupakan kemampuan dan kesiapan yang dimiliki oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menunutun, menggerakan dan kalau perlu memaksa orang lain agar ia menerima pengaruh itu dan selanjutnya berbuat sesuatu yang dapat membantu pencapaian tujuan-tujuan tertentu. pada hakekatnya berhubungan dengan tenaga manusia, hanya terdapat pada kelompok yang terorganisasi, Sebagai satu kekuatan atau potensi.

B.     Fungsi utama pemimpin
Proses kepemimpinan pada dasarnya merupakan interaksi antar manusia dengan makhluk sosial. Kepemimpinan tidak dapat dilepaskan hubungannya denagn situasi sosial yang terbentuk dan sedang berlangsung di lingkungan suatu organisasi. Oleh karena situais itu selalu berkembang dan dapat berubah-ubah, maka proses kepemimpinan tidak mungkin dilakukan dengan sebagai kegiatan rutin yang diulang-ulang. Tidak satupun cara berindak/berbuat yang dapat digunakan secara persis sama dalam menghadapi dua situasi yang terlihat sama, apalagi berbeda di lingkungan suatu organisasi oleh seorang pemimpin.
Dengan demikian berarti juga suatu cara bertindak yang efektif dari seorang pemimpin tidak dapat ditiru secara tepat dengan mengharap hasil yang sama efektifnya oleh pemimpin yang lain.

Stongdill (1959) berpendapat bahwa telah menjadi tugas seorang pemimpin untuk memelihara struktur kelompok dan mengarahkan tujuan, serta untuk menengahi pertentangan tuntutan yang timbul baik di dalam maupun ke luar kelompok. Cattel (1957) melihat bahwa pemimpin melakukan fungsi-fungsi: tugas memelihara kelompok, menjunjung tinggi kepuasaan peranan dan status, menjaga dan mempertahankan tuntunan (norma etis), memilih dan menjelaskan tujuan, menemukan dan menjelaskan cara-cara mencapai tujuan. Menurut Schuetz (1961), pemimpin memiliki fungsi-fungsi: menetapkan dan memantapkan tingkatan tujuan dan nilai-nilai kelompok, menetapkan dan mengintegrasikan bermacam-macam corak pikiran (kognisi) yang ada di dalam kelompok, mengoptimalkan penggunaan/pemanfaatan kemampuan anggota kelompok serta membantu para anggota memecahkan masalah yang berhubungan dengan penyesuian diri dengan kebutuhan interpersonal.[4]
seorang pemimpin bertanggung jawab terhadap pihak ketiga/atasannya, bertanggung jawab terhadap tugas yang telah dipikulkan kepadanya. seorang kepala dianggap behasil jika kelompoknya berhasil, dan sebaliknya. Dengan kata lain kecakapan yang penting dari seorang kepala ialah membuat kelompoknya berhasil.[5]
Fungsi pemimpin[6]:
1.      Mengembangkan dan menyalurkan kebebasab berfikir dan mengeluarkan pendapat baik secara perseorangan maupun kelompok.
2.      Mengembangkan suasana kerjasama yang efektif dengan memberikan penghargaan dan pengakuan terhadap kemampuan orang orang yang dipimpin sehingga timbul kepercayaan pada dirinya sendiri.
3.      Mengusahakan dan mendorong terjadinya pendapat atau buah pikiran dengan sikap harga menghargai.
4.      Membantu menyelesaikan masalah baik yang dihadapi secara perseorangan maupun kelompok.

Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus diwujudkan dalam interaksi antar individu dalam situasi sosial suatu kelompok/organisasi. Yang dibedakan menjadi lima pokok fungsi kepemimpinan:[7]
1.       Intruktif, bersifat dua arah, pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, kapan, dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif.
2.       Konsultatif, konsultasi dilaksanakan dengan maksud untuk memperoleh putusan balik untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah di tetapkan.
3.       Partisipatif, pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikut sertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya.
4.       Delegasi, dilaksanakan dengan pelimpahan wewenang membuat dan menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan.
5.       Pengendalian,  kepemimpinan yang sukses mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkingkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.



C.    Gaya kepemimpinan
Dalam mengerakkan orang lain agar melakukan tindakan-tindakan yang selalu searah dengan seorang pemimipim. Maka seorang pemimpin harus memiliki keterampilan, pengetahuan, dan kecakapan yang diperlukan dalam melaksanakan kepemimpinannya. Haltersebut harus berdasarkan pengalaman dan bagaimana cara yang di tempuh selama menjadi pemimpin. Cara dan sikap merupakan cara bagaimana pemimpin memimpin yang di pimpinnya.
Secara teoritis tipe kepemimpinan yang pokoko dibedakan menjadi tiga yakni:
1.       Otokratis, menggerakkan kelompok dan memaksa kelompok. Kekuasaan adalah hak yang di miliki dan harus dilakukan oleh yang di pimpin.
2.       Laizes faries, membiarkan orang-orang berbuat sekehendaknya. Pemimpin tidak mengontrol dan mengoreksi terhadap pekerjaan anggotanya.
3.       Demokratis, pemimpin bukan sebagai diktator melaikan berada di tengah-tengah anggota kelompoknya. Pemimpin yang demokratis selalu berusaha menstimulasi anggotanya agar bekerja secara kooperatif untuk mencapai tujaun bersama.


D.    Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
Jenis dan bentuk konflik itu memiliki implikasi dan konsekuensi bagi manajer lembaga pendidikan islam. Karena, manajer memiliki peran yang fungsional dalam mengelola konflik dan diharapkan mampu mengelolanya sebaik mungkin sehingga menghasilkan kepuasan bagi semua pihak, terutama pihak yang berkonflik. Setidaknya, mereka tidak lagi membuat ulah yang berpotensi menyulut konflik baru pasca penyelesaian konflik. Disamping itu, hal ini juga menuntut pemimpin untuk bisa memberi teladan bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
Tugas seorang pemimpin lembaga pendidikan islam harus mampu menyelesaikan permasalahan atau konflik yang sedang dihadapinya, seperti:
1.      Konflik diri sendiri, seperti kepela madrasah pada waktu yang sama dihadapkan pada pilihan dilematik antara pergi kemadrasah tepat waktu sebagaimana ketentuan yang sudah disepakati atau kepentingan mengantar istri kepasar karena memilikihajatyang sangat peting.
2.      Konflik antar pemimpin madrasah dengan ketua yayasan. Konflik antar pemimpin ini sangat menggangu proses pembelajaran dan tentu berdampak negatif pada mutu hasil pembelajaran atau pendidikan. Konflik semacam ini merupakan konflik tingkat tinggi, karena terjadi pertentangan antar pimpinan, yaitu konflik antar pimpinan penyelenggara pendidikan (ketua yayasan) dengan pimpinan pelaksana pendidikan (kepala madrasah).
3.      Konflik antar pemimpin madrasah dengan guru, dalam hal ini hubungan antar pemimpin madrasah dengan guru kadang tidak harmonis, dikarenakan adanya perbedaan pendapat  dalam musyawarah ataupun dalam penyelesaian masalah. Hal semacam ini sering terjadi di madrasah-madrasah.
4.      Konflik antar pemimpin madrasah dengan ketua komite (masalah dana pembiayaan operasional madrasah). Seperti, dalam rapat untuk penentuan dana pembanguna madrasah, adanya perselisihan pendapat antar keduanya dalam pengambilan keputusan dana tersebut.

H. Jodeph Reitz (1981) yang dikutif Nanang Fattah memberikan pendapatnya sebagai berikut :
a)    Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan.
b)   Harapan dan perilaku atasan.
c)    Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apa gaya kepemimpinan.
d)   Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin.
e)    Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan.
f)    Harapan dan perilaku rekan.


E.     Pimpinan yang ideal bagi Lembaga Pendidikan Islam (LPI)
Agar proses pengembangan para personalia bisa berjalan dengan lancar dan kontinu, antara lain di butuhkan kepemimpinan yang  efektif. Yakni suatu kepemimpinan yang menghargai usaha para bawahan, yang memperlakukan mereka sesuai dengan bakat, kemampuan, dan minat masing-masing individu dengan memberi ronga untuk berkembang dan mengarahkan diri ke arah pencapaian tujuan lembaga pendidikan.[8]
Hubungan antar kepemimpinan yang efektif dengan perencanaan dan pelaksanaan pendidikan pada umumnya, selalu memanfaatkan kerjasama dengan para bawahan utnuk mencapai cita-cita organisasi.
Sebagai seorang pemimpin idealnya harus memenuhi persyaratan menjadi pemimpin di lembaga yang akan di pimpin. Adapun persyaratan yang merupakan sifat yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin yang meliputi berpengetahuan luas, kreatif, inisiatif, peka, lapang dada dan selalu tanggap. Seperti dalam firman Allah :
(Q.S. Al-Mujadalah ; 11)
Bertindak adil, jujur, dan konsekwen. Sebagaimana diternagkan dalam (Q.S. An-Nisa : 58).
Bertanggungjawab. Hal tersebut sebagaimana di terengkan dalam (Q.S. Al-An’am: 164)
Slektif terhadap informasi. Hal tersebut sebagaimana diterangkan dalam (Q.S. Al-Hujurat: 6)
Memberikan peringatan. Hal tersebut sebagaimana di terangkan dalam (Q.S. As-Sajadah:24).


BAB III
PENUTUP


A.    Simpulan
Menurut pengertiannya kepemimpinan yakni cara memimpin. Menurut istilah yakni Hubungan yang ada dalam diri seorang pemimpin, mempengaruhi orang lain untuk bekerja sama secara sadar dalam hubungan tugas yang diinginkan. Fungsi kepemimpinan merupakan gejala sosial, karena harus diwujudkan dalam interaksi antar individu dalam situasi sosial suatu kelompok/organisasi. Yang dibedakan menjadi lima pokok fungsi kepemimpinan:
a)      Intruktif, bersifat dua arah, pemimpin sebagai komunikator merupakan pihak yang menentukan apa, bagaimana, kapan, dan dimana perintah itu dikerjakan agar keputusan dapat dilaksanakan secara efektif.
b)      Konsultatif, konsultasi dilaksanakan dengan maksud untuk memperoleh putusan balik untuk memperbaiki dan menyempurnakan keputusan-keputusan yang telah di tetapkan.
c)      Partisipatif, pemimpin berusaha mengaktifkan orang-orang yang dipimpinnya, baik dalam keikut sertaan mengambil keputusan maupun dalam melaksanakannya.
d)     Delegasi, dilaksanakan dengan pelimpahan wewenang membuat dan menetapkan keputusan, baik melalui persetujuan maupun tanpa persetujuan dari pimpinan.
e)      Pengendalian,  kepemimpinan yang sukses mampu mengatur aktifitas anggotanya secara terarah dan dalam koordinasi yang efektif, sehingga memungkingkan tercapainya tujuan bersama secara maksimal.
   Secara teoritis tipe kepemimpinan yang pokoko dibedakan menjadi tiga yakni:
a)      Otokratis, menggerakkan kelompok dan memaksa kelompok. Kekuasaan adalah hak yang di miliki dan harus dilakukan oleh yang di pimpin.
b)      Laizes faries, membiarkan orang-orang berbuat sekehendaknya. Pemimpin tidak mengontrol dan mengoreksi terhadap pekerjaan anggotanya.
c)      Demokratis, pemimpin bukan sebagai diktator melaikan berada di tengah-tengah anggota kelompoknya. Pemimpin yang demokratis selalu berusaha menstimulasi anggotanya agar bekerja secara kooperatif untuk mencapai tujaun bersama.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpinan
1.      Kepribadian (personality), pengalaman masa lalu dan harapan pemimpin, hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya kepemimpinan.
2.      Harapan dan perilaku atasan.
3.      Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan mempengaruhi terhadap apa gaya kepemimpinan.
4.      Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga akan mempengaruhi gaya pemimpin.
5.      Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan.
6.      Harapan dan perilaku rekan.

Pimpinan yang ideal bagi Lembaga Pendidikan Islam (LPI).Yakni suatu kepemimpinan yang menghargai usaha para bawahan, yang memperlakukan mereka sesuai dengan bakat, kemampuan, dan minat masing-masing individu dengan memberi ronga untuk berkembang dan mengarahkan diri ke arah pencapaian tujuan lembaga pendidikan.

B.     Saran
Dalam penulisan makalah ini pastinya tidak jauh dari kekurangan oleh karena itu penulis membuka pintu selebar-lebarnya bagi para pembaca untuk memberikan kritik dan sarannya yangbersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kita semua dalam mengetahui pemimpin dan kepemimpinan dilihat dari segi arti, fungsi, gaya, faktor-faktor yang memengaruhi, dan bagaimana menjadi pemimpin yang ideal. Semoga makalah ini bisa bermanfaat umumnya bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis.



DAFTAR PUSTAKA


Ahmad Rohani, , Abu Ahmadi.Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Sekolah.Jakarta:Bumi Aksara
Aplikasi KBBI.
 Http://adinnurudin.blogspot.co.id/2013/02/leadership-dalam-pendidikan-islam.html di ambil dari Usman Husaini. Manajemen teori, praktik dan riset pendidikan. Bumi Aksara : Bogor.
Kitab Al-Qur’an.
Pidarta, Made. 1990. Perencanaan pendidikan partisipatori dengan pendekatan sistem. Jakarta: rineka cipta.
Shulhan, Muwahid dan soim. 2013. Menejemen pendidikan islam. Yogyakarta; Teras.



[1] . aplikasi KBBI.
[2] . shulhan, Muwahid dan soim. 2013. Menejemen pendidikan islam. Yogyakarta; Teras. Hal. 119.
[3].  http://adinnurudin.blogspot.co.id/2013/02/leadership-dalam-pendidikan-islam.html di ambil dari Usman Husaini. Manajemen teori, praktik dan riset pendidikan. Bumi Aksara : Bogor. Hal:273-274
[5] . Ahmad Rohani, , Abu Ahmadi.Pedoman Penyelenggaraan Administrasi Sekolah.Jakarta:Bumi Aksara hal 22.
[7] . shulhan, Muwahid dan soim. 2013. Menejemen pendidikan islam. Yogyakarta; Teras. Hal. 130-132.
[8] . Pidarta, Made. 1990. Perencanaan pendidikan partisipatori dengan pendekatan sistem. Jakarta: rineka cipta. Hal 187-188.

Comments

Popular posts from this blog

BIOPSIKOLOGI

PENILAIAN BERBASIS KELAS

Sifat, hakikat, dan aktifitas kejiwaan manusia dalam kehidupan