Psikologi Perkembangan Peserta Didik
Nama :
ACHYAT SAFIR RUDIN
Kelas : 3
PAI C
NIM :
1493044088
Pengarang : dra.
Desmita, M.S.i
Judul buku : Psikologi Perkembangan Peserta Didik (panduan bagi orang
tua dan guru dalam memahami psikologi anak usia SD, SMP, dan SMA)
Penerbit & kota : PT
REMAJA ROSDAKARYA, Bandung
Tahun terbit : 2014
Jumlah halaman : 314 halaman
Di peroleh dari : beli di toko buku Media Ilmu
PSKOLOGI PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
PANDUAN ORANG TUA DAN GURU DALAM MEMAHAMI PSIKOLOGI ANAK USIA AD,
SMP, DAN SMA
1.
Makna psikologi perkembangan peserta didik
Psikologi
perkembangan peserta didik adalah bidang kajian psikologi perkembangan yang
secara khusus mempelajari aspek-aspek pekermbangan individu yang berbeda pada
tahap usia sekolah dasar dan sekolah menengah. Psikologi menepatkan manusia
sebagai objek kajiannya. Menurut penulis psikologi di bagi menjadi dua cabang,
psikologi khusus dan umum, psikologi umum mempelajari aktifitas-aktifitas
mental manusia yang bersifat umum dan mencari dalil-dalil umum dan teori-teori
psikologi. Sedangkan yang khusus mempelajari segi khusus aktifitas mental
manusia. Psikologi kepribadian masuk dalam psikologi khusus, yang mengkaji
tentang kepribadian manusia sebagai satu kesatuan utuh.
Tujuan
dari psikologi perkembangan peserta didik bertujuan :
a)
Memberikan , mengukur dan menerangkan perubahan dalam tingkah laku
setta kemampuan yang sedang berkembang sesuai dengan tingkatan usia dan yang
mempunyai ciri-ciri universal, dalam artian yang berlaku bagi anak-anak di mana
saja dan dalam lingkungan sosial-budaya mana saja.
b)
Mempelajari karakteristik umum perkembangan peserta didik, baik
secara fisik, kognitif, maupun psikososial.
c)
Mempelajari perbedaan-perbedaan yang bersifat pribadi pada tahapan
atau masa perkembangan tertentu.
d)
Mempelajari tingkah laku anak pada lingkungan tertentu yang
menimbulkan reaksi yang berbeda.
e)
Mempelajari penyimpangan tingkah laku yang dialami seseorang
seperti kenakalan-kenakalan, kelainan-kelainan dalam fungsional inteleknya,
dll.
Manfaat
dari pskologi perkembangan peserta didik yakni:
a)
Seorang guru akan dapat memeberikan harapan yang realistis terhadap
anak dan remaja.
b)
Dapat membantu memberikan respons yang tepat terhadap prilaku
tertentu seorang anak.
c)
Dapat membantu mengetahui kapan perkembangan normal di mulai.
d)
Setelah tahu perkembangan normal guru dapat mempersiapkan anak
menghadapi perubahan yang akan terjadi pada tubuh, perhatian dan prilakunya.
e)
Mungkin dapat memberikan bimbingan pelajaran yang tepat.
f)
Dapat membantu memahami diri sendiri.
2.
Konsep dasar perkembangan peseta didik
Hakikat
sebuah perkembangan diartikan bahwa “perkembang” dalam istilah psikologi
merupakan sebuah konsep yang kompleks. Dan harus melihat dari berbagai konsep
lain seperti :
1)
Perkembangan, bukan hanya dalam artian pertumbuhan semakin
membesar, melainkan didalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang
berlangsung secara terus-menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi
jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan
melalui pertumbuhan, pemasakan, dan belajar.
2)
Pertumbuhan, C.P Chaplin (2002, mengartikan pertumbuhan sebagai
suatu pertambahan atau kenaikan
dalamukuran dari segi bagian-bagian tubuh atau dar organisme sebagai suatu
keseluruhan. Pertumbuhan cenderung menunjukan pada kemampuan fisik atau
pertumbuhan tubuh yang melaju sampai pada suatu titik optimum dan kemudian
menurun menuju pada mental atau perkambangan rohani yang melaju terus sampai
akhir hayat.
3)
Kematanagan, kematangan merupakan suatu potensi yang dibawah
individu sejak lahir, timbul dan bersatu dengan pembawaan serta turut mengatur
pola perkembangan tingkh laku individu. Kematangan merupakan hasil dari pada
perubahan-perubahan tertentu dan penyesuaian struktur pada diri individu,
seperti adanya kematangan jaringan-jaringan tubuh, saraf, dan kelenjar-kelenjar
yang disebut dengan kematangan biologis.
4)
Perubahan, perubahan-perubahan dalam perkembangan bertujun untuk
memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan lingkungan dimana ia hidup.
Perubahan dibagi menjadi empat bagian di dalamnya 1). Perubahan dalam ukuran
besarnya. 2). Proporsinya. 3). Hilangnya bentuk atau ciri-ciri lama. 4). Timbul
atau lahirnya bentuk atau ciri baru.
Fase-fase
dalam perkembangan di bagi dalam empat bagian:
a)
Periodesasi perkembangan berdasarkan ciri-ciri biologis,
perkembangan ini di dasarkan pada gejala-gejala perubahan fisik anak, atau
didasarkan atas proses tertentu.
b)
Fase perkembangan berdsarkan konsep didaktif, utnutk membagi
fase-fase perkembangan adalah materi dan cara bagaimana mendidik anak pada
masa-masa tertentu.
c)
Periodesasi perkembangan berdasarkan ciri-ciri psikologis,
perioditas ini berdasarkan ciri-ciri kejiwaan yang menonjol, yang menandai masa
dalam periode tersebut.
d)
Periodesasi perkembangan berdasarkan konsep tugas perkembangan,
yang di inginkan dalam hal ini yakni timbulnya perkembangan sesuai dengan
periode perkembanganya. Seperti anak bayi dan kanak-kanak umur 0-6 tahun, masa
sekolah atau pertengahan kanak-kanak umur 6-12 tahun, dst.
e)
Periode perkembangan menurut konsep islam, di bagi menjadi empat
periode 1). Manusia sebelum masa perubahan seperma dan ovum. 2). Perkembangan
manusia di mulai dari pembuahan seperma dan ovum. 3). Periode kelahiran sampai
meninggal dunia.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan meliputi:
1.
Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu, dalam faktor
ini terdapat faktor-faktor yang sangat berpengaruh seperti, bakat atau bawaan,
sifat-sifat keturunan, dorongan dan instink.
2.
Faktor-faktor yang berasal dari luar dari diri individu, seperti
makanan, iklim, kebudayaan, ekonomi, kedudukan anak dalam lingkungan keluarga.
3.
Faktor-faktor umum meliputi intelegensi, jenis kelamin, kelenjar
gondok, kesehatan, ras.
Gambaran
umum tentang aspek-aspek perkembanagn peserta didik meliputi perkembangan
fisik, kognitif dan psikososial. Sedangkan karakteristik umum perkembangan
peserta didik dilihat dari kondisi status pesserta didik. Untuk anak usia
sekolah dasar lebih senang bermain, bergerak, senang bekerja dalam kelompok,
senang merasakn atau melakukan sesuatu secara langsung dan senang bekerja.
Berbeda dengan karakteristik anak usia sekolah menengah (smp), tidak
seimbangnya proporsi berat badan dan tinggi, timbul ciri seks sekunder, senang
membanding-bandingkan, mulai banyak bertanya-tanya tentang agama, reaksi dan
expresi emosi mulai labil, kecenderungan minat dan pilihan karakter relatif
sudah lebih jelas. Sedangkan untuk karakteristik anak usia remaja (smp/sma)
mempunyai ciri tersendiri di tandai dengan mencari hubungan matang dengan teman
sebaya, mencapai tingkah laku yang bertnaggung jawab, mengembangkan sifat
positift terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki anak,
mengembangkan ketrampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukanwarga
negara dll.
3.
Variasi individual peserta didik
a)
Pandangan psikodinamika, teori psikologi yang berupaya menjelaskan
hakikat dan perkembangan tingkah laku (kepribadian) manusia. Tingkah laku
manusia lebih ditentukan dan di kontrol oleh kekuatan psikologis dan naluri
irrasional yang memang sudah ada sejak semula pada setia individu.
b)
Pandangan behavioristik, behavioristik adalah aliran dalam
pemahaman tingkah laku manusia.
c)
Pandangan humanistik, adalah aliran yang berpendapat bahwasanya
manusia adalah aktor dari kehidupannya sendiri, bukan reaktor terhadap instink
atau tekanan lingkungan.
Perbedaan
peserta didik bisa di lihat dari segi fisik-motorik, perbedaan intelegensi,
perbedaan kecakapan bahasa, perbedaan psikologis, pemahaman tentang
karakteristik ini sangat berpengaruh penting terhadap guru dalam menerapaka
pengajaran yang sesuai dengan apa yang telah di pahami dari kondisi peserta
didik yang sedang di hadapi.
4.
Kebutuhan peserta didik
Setiap
individu pasti mempunyai sikap dan prilaku yang berbeda satu sama lain. Apabila
ada kebutuhan yang tidak terpenuhi, juga akan berdampak pada perubahan sikap
dan prilakunya. Denagan demikian kebutuhan merupakan suatu keperluan asaso yang
harus di penuhi untuk mencapai keseimbangan organisme. Kebutuhan, menurut
McClelland di bagi menjadi tiga jenis Need for achievement- N-Ach (kebutuhnaa
untuk berprestasi), Need for power-N-Pow (kebutuhan untuk berkuasa), Need for
affiliation-N-Aff (kebutuhan untuk berafiliasi) yakni mencari atau membangun
hubungan persahabatan dengan orang lain.
Kebutuhan
dasar manuia dibagi menjadi 5 lima bagian sesuai dengan tingkatanya :
a)
Kebutuhan-kebutuhan fisiologi.
b)
Kebutuhan kan rasa aman dan pperlindungan.
c)
Kebutuhan akan rasa sayang dan memiliki.
d)
Kebuthan akan harga diri.
e)
Kebuthan akan aktualisasi diri.
Untuk
kebutuhan-kebutuhan peserta didi sebenarnya tidak jauh beda degan kebutuhan
manusia pada umumnya. Kebutuhan peserta didi yang harus diperhatikan oleh guru
yakni, kebutuhan jasmaniah, kebutuhan akan rasa aman, keutuhan akan kasih
sayang, kebutuhan akan penghargaan, kebuuhan akan rasa bebas, kebutuhan akan
rasa sukses.
5.
Perkembangan fisik peserta didik
Perkembangan
fisik merupaka salah satu aspek penting dalam perkembangan biologis.
Karakteristik perkemabngan fisik pseerta didik sesuai dengan proses
perkembangannya. Pada anak usia sekolah berat dan tinggi bertambah 10% setiap
bulan. Pada usia 6 tahun tinggi anak rata-rata 46 inci dengan berat badan 22,
kg. Kemudian pada usia 12 tahun tingginya mencapai 60 inci dengan berat badan
40-42,5 kg.
Pada
masa pubertas (10-14 tahun) adalah masa dimana akhir masa usia sekolah dan
pubertas juga trmasuk dari bagian remaja. Jadi pubertas tidak mempunyai tempat
n tidak jelas untuk membedakan antara ank usia sekolah akhir dengan masa
remaja. Hal ini di tandai dengan tumbuhnya rambt kemaluan yang brarti
menandakan kematangan seksual.
dan
pada masa pubertas terjadi perubahan fisik yang sangat dramatis karna
percepatan pertumbuhan terjadi pada semua dimensi fisik. Masa puber inihanya
berlangsung 2 tahun setelah itu anak tersebut akan mencapai kematangan seksual.
Proporsi tubuh juga berubah yang semula kecil kemudian menjadi besar bahkan
terlalu besar.
Kematangan
seksual dibagi menjadi dua bagian primer dan sekunder, yang primer, berhubungan
langsung dengan proses reproduksi. Dan sekunder tanda-tanda jasmaniyah yang
tidak langsung berhubungan dengan proses reproduksi, tetapi merupakan perbedaan
antara laki-laki dengan wanita.
Perkembangan
otak juga akan menjadi penentu utama keberhasilan proses pendidikan. Otak
mengoptimalkan prilaku, sehingga tubuh mampu menghadapi tantangan dan
kesempatan yang datang setiap saat. Pada saaat yang sama, otak juga
membangkitkan kewaspadaan. Imlikasi dari
perkembangan otak dalam pendidikn diharapkandapat di optimalkan terutma
dalam usia10-11 tahun disini jika tidak dikembangakan makaakan terhenti
kemampuan otak tersebut. Jika ingin meningkatkan kemampuan kognisi anak
pematanganotak harus dilakukan dan diiringi dengan peluang-peluang untuk
mengalami suatu dunia yang lebih luas.
6.
Perkembangan kognitif peserta didik
Perkembangan
kognitif peserta didik bsia di pahami bahwa perkembangan kognitif adalah salah
satu aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengetahuan,
bagaimana individu mempelajari danmemikirkan lingkungannya.
Karakteristik
perkembangan kognitif peserta didi anak usia sekolah (sekolah dasar-SD). Sudah
bisa berfikir fokus terhadap objek yang nyata atau pada pengalaman yang telah
di alami. Ini berarti anak sudah bisa untuk berfikir melalui urutan sebab
akibat dan mulai mengenali banyak cara yang dapt di tempuh dalam menyelesaikan
suatu permasalahan.
Pada
karakteristik remaja ( SMP / SMA ) ini merupakan kelanjutan dari karakteristik
anak usia sekolah, kemampuan-kemampuan kognitif tersebut aan semakin berkembang
hingga anak memasuki tahap pemikiran oprasional formal. Yakni suatu tahapan
perkembangan kognitif yang dimulai pada usia kira-kira 11 atau 12 tahun dan
terus berlanjut sampai remaja mencapai masa tenang atau dewasa.
Pada
tahap ini anak yang menginjak usia remaja sedah dapat berfikir abstrak dan hipotesis, sehingga ia mampu memikirkan
sesuatu yang akan atau mungkin terjadi, sesuatu ayng bersifat abstrak.
7.
Perkembangan proses kognitif
Dalam
perkembangan kognitif anak banyak para ahli teori yang menyatakan bahwa
kemampuan dan proses kognitif anak berkembang secara gradual dan cenderung
lebih bersifat tetap. Pandangan ini menentan pandangan piaget tentnag
tahap-tahap kognitif anak. Dalam perkembangan kognitif anak para ahli yang
menolak pendapat piaget ini melihat kognitif anak berkembang dari presepsi, atensi, dan memori.
Presepsi
dapat di artikan “pengelihatan” dan “tangapan”. Pengelihatan, yaitu bagaimana
cara seseorang melihat sesuatu. Sedangkan dalam arti luas preception
adalah “pandangan” yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan
sesuatu. Presepsi sendiri dalam mekanismenya adalah proses kognitif yang
kompleks untuk menghasilkan suatu gambaran yang unik tentang realitas yang
barangkali sangat berbeda degan kenyataan sesungguhnya.
Memori
(ingatan) atau bisa di definisikan
sebagai sistem kognitif manusia yang mempunyai fingsi menyimpan
informasi atau pengetahuan. Menurut Chapli, memori adalah keseluruhan
pengalaman masa lampau yang dapat di ingat kembali. Memori mempunyai tiga tipe
sistem, memori sensoris, memori jangka panjang, memori jangka pendek.
Memori
sensoris yaitu stimulan lingkungan secara terus-menerus membombardir reseptor
kita. Reseptor adalah komponen-komponen sistem indrawi untuk melihat,mendengar,
merasakan dan mencium.memori jangka pendek merupakan sistem memori berkapasitas
terbatas dimana informasi hanya dapat dipertahankan sekitar 30 detik, kecuali
informasi tersebut diulangi atau diproses lebih lanjut sehingga dapat bertahan
lebih lama. Memori jangka panjang adalah tipe memori yang menyimpan banyak
informasi dalam rentang waktu yang lama relatif permanen. Agar informasi sampai
ke IJPj, maka informasi tersebut harus diproses lagi secara lebih mendalam.
Dalam
usi sekolah anak usia sekolah dasar mempunyai memori jangka pendek jika hal
tersebut tidak dikembangkan maka ketika masuk pada masa remaja tidak akan
terlihat perubahan pada dirinya. Berbeda dengan anak yang memiliki memori
jangka panjang dia akan terus berkembang karena daya ingat yang sangat kuat
yang di miliki dan bahkan mampu berkembang dengan baik seiring perkembangan
pada dirinya.
Atensi merupakan aspek yang sangat penting dalam
persepektif pemrosesan informasi. Atensi
merupakan sebuah konsep multi-dimensional yang sigunakan untuk menggambarkan
perbedaan ciri-ciri dan cara-ara merespon dalam sistem kognitif. Menurut
Chaplin, yaitu konsentrasi terhadap aktifitas mental. Atensi sudah di mulai
pada saat masih bayi dan terus berkembang sampai dewas. Jika atensi hilang dan
pulih dapat di buktikan seperti pada bayi jika atensinya berkembang dengan baik
pada 6 bulan pertama, maka pada masa usia pra sekolah tingkat kecerdasanya akan
terlihat dengan jelas.
8.
Perkembangan ketrampilan kognitif
Seiring
dengan perkembangan kognitif pada anak maka timbullah sebuah penemuan tentang
bagai mana anak memproses kemampuan kognifnya. Dalam proses belajar kemampuan
kognitif peserta didik sangatlah penting. Meliputi beberapaaspek, metakognitif,
strategi, gaya kognitif dan pemikiran kritis.
Meta
kognitif berbeda dengan kognitif, meta kognitif menurut Jhon Flavell pencetus
istilah meta kognitif,secara sederhana mengartikan “pengetahuan tentang pengetahuan”. Menurut Margaret W. Matlin (1994)
metakognitif adalah “knowledge and awareness about cognitive processes-or our
thoughts about think.”
Dapat
di pahami bahwa metakognitif adalah pengetahuan dan kesadaran tentang proses
kognisi, atau penegtahuan tenatang pikiran dan cara kerjanya. Meta kognitif
merupakan suatu kemampuan dimana individu berdiri di luar kepalanya dan mencoba
untuk memahami cara ia berfikir atau memahami prose kognitif yang dilakukannya
dengan melibatkan komponen-komponen perencanaan, pengontrolan, evaluasi.
Penegetahuan
metakognitif secara umum dapat dibedakan menjadi 3 bagian. Pertama variabel
individu, yakni mencaku tentang person, manusia (diri sendiri dan juga orang
lain) yang termasuk dirinya sendiri memiliki keterbatasan informasi yang dapat
diproses. Kedua, variabel tugas, mencakup pengetahuan tentang tugas yang
menjadikan kita tau. Kadang masalah bisa selsai dengan mudan dan kadang juga
susah.ketiga, variabel strategi, bagaimana melakukan sesuatu atau bagaimana
mengatasi kesulitan.
Gaya
kognitif dapat dipahami bahwa yang dimaksud dengan gaya kognitif adalah
karakteristik individu dalam penggunaan fungsi (berfikir, menginggat,
memecahkan masalah, membuatkeputusan, mengorganisasikan, dan memproses
informasi, dan seterusnya) yang bersifat konsisten dan berlangsung lama.
Gaya
kognitif dibagi 2 menurut para ahli :1. Gaya Implusif dan Reflektif, yakni
menunjukkan tempo kognitif atau kecepatan berfikir. 2. Field Dependence dan
Independence, yakni gaya berfikir yang mencerinkan cara analisis seseorang
dalam berinteraksi denagn lingkungannya.
Pemikiran
kritis. Pemikrian kritis adalah kemampuan untuk berfikir secara logis,
reflektif, dan produktif yang di aplikasikan dalam menilai situasi untuk
membuat pertimbangan dan keputusan yang baik. Karakteristik yang harus di
miliki dalam pemikiran kritis yakni 1. Kemampuan menarik kesimpulan dari
pengamatan. 2. Kemampuan untuk mengidentifikasi asumsi. 3. Kemampuan untuk
berfikir secar deduktif. 4. Kemampuan untuk membuat interpretasi yang logis. 5.
Kemampuan unul mengevaluasi argumentasi mana yang lemah dan mana yang kuat.
9.
Perkembangan kosep diri
Seifert
dan hoffnung (1994) mendefinisikan konsep diris sebagai “suatu pemahaman
mengenai diri atau ide tentang diri sendiri.” Menurut Bruns (1982), konsep diri
adalh hubungan antara sikap dan keyakinan tentang diri kita sendiri. Konsep
diri dapat digambarkan sebagai sistem oprasi yang menjalankan komputer mental
yang menmpengaruhi kemampuan berfikir seseorang.
Sedangkan
harga diri adalah evaluasi individu terhadap dirinya sendiri secara positif
atau negatif. Evaluasi individu tersebut terlihat dari penghargaan yang ia
berikan terhadap exsistensi dan keberartian dirinya.individu yang mempunyai
harga diri positif akan menerima dan mengghargai dirinya sendiri atas ketidak
sempurnaan dan kekeurangan yang dimilikinya. Sebaliknya dengan individu yang
memiliki harga diri yang negatif merasi dirinya tidak berguna, tidak berharga,
dan selalu menyalahkan dirinya atas ketidak sempurnaan dirinya.
Dimensi
kosep diri bsia berasal dari pengetahuan, harapan, dan penialaian. Ketiga hal
tersebut yang akan menentukan diri seseorang dimasa depan karan dia mengetahui
dirinya sendiri dan mengetahui hakikat dirinya. Dalam konsep diri dan prilaku.
Diri akan terlihar dari semua prilaku yang dilakukanya. Jika konsep diri sangat
bagus makan akan berpengaruh juga pada belajar individu tersebut. Mereka
akanmenentukan target prestasi belajar yang realsitis dan mengarahkan kecemasan
akademis dengan belajar keras dan tekun, serta aktifitas-aktifitas mereka
selalu diarahkan pada belajar, sehingga tidak tergantung kepada guru semata.
Karakteristik
perkembangan konsep diri peserta didik initerbentuk setelah ita belajar, karena
sejak lahir kita tidak memiliki konsep diri, tidak mengetahui tentang diri, dan
tidak mengetahui pengaharapan bagi diri kita sendiri, serta tidak memiliki
tentang penilaian apa pun terhadap diri kita sendiri. Jika dalam pertumbuhan
seorang anak di asuh dengan cara asuah yang salah maka akan menimbilkan konsep
diri yang tidak sesuai dan akan menjadi cermin di saat ia besar. Jika konsep
dari awal positif maka akan membentuk konsep diri yang positif begitu juga
sealiknya jika konsep pada dirinya
negatif maka akan menimbulkan konsep diri yang negatif pula.
Pada
anak usia sekolah , awal-awal masuk sekolah dasar, terjadi penurunan dalam
konsep diri anak-anak. Hal ini mungkin disebabkan oleh tuntutan baru dalam
akademik dan peruahan sosisal yang muncul di sekolah. Sekolah dasar banyak
memberikan kesempatan kepada anak-anak untuk membandingkan dirinya dengan
teman-temannya, sehingga penilaian dirinya secaa gradual menjadi realistis.
Mereka
sering memfokuskan dirinya kepada hal-hal mereka unggul dalam bidan itu dan
mereka akan merasa risau degan apa yang tidak disukai oleh mereka. Maka mereka
akan terus mempertahankan hal seperti ini selama mereka berada di sekolah
dasar. Berbeda denagn anak remaja. Konsep dir yang di milki mereka yakni
bernilai abstarak dan idealistik, terdeferensiasi. Sejumlah ahli perkembangan
banyak menyatakn bahwasanya anak ramja lebih sering mengevaluasi dirinya dengan
mengunakan perbandingan sosial. Yang hal tersebut tidak mereka inginkan.
Karakteristik
lain yang dimiliki remaja adalah selft-conscious (lebih sadar akan dirinya),
selft-protective (mempertahankan diri), unconscious (pengenalan bahwa komponen
yang tidak disadari), selft-integration (lebih integrasi). Dimana bagian-bagian
yang berbeda dari diri secara sistematis menjadi satu kesatuan.
Comments
Post a Comment