Teori Perkembangan Individu (Emosi dan Moral)
Teori Perkembangan Individu
(Emosi dan
Moral)
MAKALAH
Ditulis untuk Memenuhi
Tugas Mata Kuliah Psikologi Umum
Di Bawah
Bimbingan:
Bapak Abdullah
Aminuddin Aziz, M.PdI
Disusun Oleh:
Luthfiyah ( 1493044037 )
Fitrotul Fauziyah ( 1493044097 )
Akhmad Masduqi ( 1493044085 )
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS
TARBIYAH
UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI
JOMBANG, JAWA TIMUR
2014
i
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan berkah, rahmat, inayah serta hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Teori
Perkembangan Individu (Emosi dan Moral)” tanpa halangan apapun.Makalah ini
berisi tentang pembahasan mengenai teori perkembangan individu. Dalam makalah
ini juga terdapat penjelasan yang lebih terperinci mengenai definisi
dan teori-teori perkembangan individu.
Makalah ini dibuat dengan mengambil materi dari beberapa sumber dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, kami
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Hc. Ir. KH.Salahuddin
Wahid, selaku rektor UNHASY.
2. Bapak Mu’at M.Pd.I, selaku dosen pembimbing kelac 1C PAI.
3. Bapak Abdullah Aminuddin
Aziz, M.PdI selaku dosen pembimbing mata kuliah Psikologi Umum.
Kami sebagai
manusia biasa yang lemah tentunya mempunyai kekurangan.Kami menyadari bahwa makalah
ini masih mempunyai banyak kekurangan yang perlu diperbaiki dan disempurnakan.
Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan dan akan kami
terima dengan lapang demi kesempurnaan makalah berikutnya.Atas kekurangan tersebut,
kami mohon maaf, dan kami juga sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini, semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita.Aamin.
Tebuireng,
November 2014
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang..................................................................................................... 1
B. RumusanMasalah................................................................................................ 1
C. Tujuan................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Emosi................................................................................................ 2
B.
Teori-Teori
Emosi................................................................................................ 3
C. Hubungan antara Emosi dan
Tingkah Laku........................................................ 5
D. Karakteristik perkembangan
Emosi Remaja....................................................... 5
E. Macam-Macam Emosi......................................................................................... 6
F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembanagan Emosi
Remaja................... 7
G. Upaya Mengembangkan Emosi Remaja dan Implikasinya.................................. 7
H. Pengertian Moral.................................................................................................. 7
I. Teori-teori dalam Perkembangan Moral................................................................ 8
J. Karakteristik Nilai , Moral dan , Sikap Remaja..................................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................... 9
B. Saran.................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang
Ilmu psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah
laku atau psikis individu dalam lingkungan. Di dalam ilmu psikologi kita juga akan mempelajari materi kecerdasan atau disebut dengan Inteligensi.
Kecerdasan adalah kemampuan seseoarang untuk memberikan suatu tanggapan yang
baik terhadap suatu yang diterimanya.
Inteligensi erat kaitannya dengan kehidupan
manusia. Banyak problem-problem manusia yang berhubungan dengan inteligensi. Dalam
dunia pendidikanpun, inteligensi merupakan hal yang sangat berkaitan.
Seolah-olah inteligensi merupakan penentu keberhasilan untuk mencapai segala
sesuatu yang diinginkan, dan merupakan suatu penentu keberhasilan dalam semua
bidang kehidupan. Untuk mengetahui tentang apa itu intellgensi, akan dijelaskan
lebih lanjut dalam makalah ini.
B.
RumusanMasalah
1.
Apa yang
dimaksud dengan emosi dan moral?
2. Apa saja teori-teori mengenai emosi dan moral
?
C.
Tujuan
Makalah yang berjudul“Teori Pekembangan Individu (Emosi dan
Moral)” ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum.Adapun
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu agar kita mengetahui dan memahami apa
yang dimaksud perkembangan individu itu. Dan juga mengetahui bagaimana perkembangan individu itu berpengaruh bagi kehidupan
kita. Agar kita bisa memanfaatkan teori perkembangan
individu itu dalam proses pembelajaran.
1
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Emosi
Kata emosi berasal dari bahasa latin,
yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti kata ini menyiratkan bahwa
kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi.
1. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.
1. Menurut Daniel Goleman (2002 : 411) emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak. Biasanya emosi merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dalam diri individu. Sebagai contoh emosi gembira mendorong perubahan suasana hati seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, emosi sedih mendorong seseorang berperilaku menangis.
2. Menurut
Chaplin (1989) dalam Dictionary of psychology, emosi adalah sebagai suatu
keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang
disadari, yang mendalam sifatnya dari perubahan perilaku. Chaplin (1989)
membedakan emosi dengan perasaan, parasaan (feelings) adalah pengalaman
disadari yang diaktifkan baik oleh perangsang eksternal maupun oleh
bermacam-macam keadaan jasmaniah.
3. Menurut
Crow & Crow (1958), emosi adalah "an emotion, is an affective
experience that accompanies generalized inner adjustment and mental and
physiological stirredup states in the individual, and that shows it self in his
evert behaviour". Jadi, emosi adalah warna afektif yang kuat dan ditandai
oleh perubahan-perubahan fisik.
4. Menurut Hurlock (1990), individu yang dikatakan matang emosinya yaitu:
a. Dapat melakukan kontrol diri yang
bisa diterima secara sosial. Individu yang emosinya matang mampu mengontrol ekspresi
emosi yang tidak dapat diterima secara sosial atau membebaskan diri dari energi
fisik dan mental yang tertahan dengan cara yang dapat diterima secara sosial.
b. Pemahaman diri. Individu yang
matang, belajar memahami seberapa banyak kontrol yang dibutuhkannya untuk
memuaskan kebutuhannya dan sesuai dengan harapan masyarakat
c. Menggunakan kemampuan kritis
mental. Individu yang matang berusaha menilai situasi secara kritis sebelum
meresponnya, kemudian memutuskan bagaimana cara bereaksi terhadap situasi
tersebut.
2
3
Kematangan emosi (Wolman dalam
Puspitasari, 2002) dapat didefinisikan sebagai kondisi yang ditandai oleh
perkembangan emosi dan pemunculan perilaku yang tepat sesuai dengan usia dewasa
dari pada bertingkahlaku seperti anak-anak. Semakin bertambah usia individu
diharapkan dapat melihat segala sesuatunya secara obyektif, mampu membedakan
perasaan dan kenyataan, serta bertindak atas dasar fakta dari pada perasaan.
a. Menurut
Kartono (1988) kematangan emosi sebagai kedewasaan dari segi emosional dalam
artian individu tidak lagi terombang ambing oleh motif kekanak- kanakan.
Chaplin (2001) menambahkan emosional maturity adalah suatu keadaan atau kondisi
mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan emosi dan karena itu pribadi yang
bersangkutan tidak lagi menampilkan pola emosional yang tidak pantas.
b. Smith (1995)
mendefinisikan kematangan emosi menghubungkan dengan karakteristik orang yang
berkepribadian matang. Orang yang demikian mampu mengekspresikan rasa cinta dan
takutnya secara cepat dan spontan. Sedangkan pribadi yang tidak matang memiliki
kebiasaan menghambat perasaan- perasaannya. Sehingga dapat dikatakan pribadi
yang matang dapat mengarahkan energi emosi ke aktivitas-aktivitas yang sifatnya
kreatif dan produktif. Senada dengan pendapat di atas Covey (dalam Puspitasari,
2002) mengemukakan bahwa kematangan emosi adalah kemampuan untuk
mengekspresikan perasaan yang ada dalam diri secara yakin dan berani, diimbangi
dengan pertimbangan-pertimbangan akan perasaan dan keyakinan individu lain.
c. Menurut
pandangan Skinner (1977) esensi kematangan emosi melibatkan kontrol emosi yang
berarti bahwa seseorang mampu memelihara perasaannya, dapat meredam emosinya,
meredam balas dendam dalam kegelisahannya, tidak dapat mengubah moodnya, tidak
mudah berubah pendirian. Kematangan emosi juga dapat dikatakan sebagai proses
belajar untuk mengembangkan cinta secara sempurna dan luas dimana hal itu
menjadikan reaksi pilihan individu sehingga secara otomatis dapat mengubah
emosi-emosi yang ada dalam diri manusia (Hwarmstrong, 2005).
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa emosi adalah suatu respons terhadap suatu perangsang yang menyebabkan
perubahan fisiologis disertai perasaan yang kuat dan biasanya mengandung
kemungkinan untuk meletus.
B.
Teori-Teori
Emosi
1. Teori Emosi
Dua~Faktor Schachter~Singer
“Teori Emosi Dua-Faktor” Schachter-Singer dikenal
sebagai teori yang paling klasik yang berorientasi pada rangsangan.Menurut
Schachter dan Singer, kita tidak merasa marah karena ketegangan otot kita,
rahang kita bederak, denyut nadi kita menjadi cepat, dan sebagainya, tetapi
karena kita secara umum jengkel, dan kita mempunyai berbagai kognisi tertentu
tentang sifat kejengkelan kita.
4
Teorinya begini. Ketika seseorang menghadapi kejadian
yang membangkitkan emosi, umumnya pertama-tama ia akan mengalami gangguan
fisiologis netral dan tidak jelas. Secara teoretis, yang terjadi kemudian
bergantung apakah ia mengetahui mengapa ia merasa jengkel dan bagaimana
perasaannya jika ia tidak yakin mengenai emosi apa yang dirasakannya, ia
kemungkinan akan mencari jawabannya pada situasi yang mungkin membantunya
memahami apa yang sedang dirasakannya. “Apa yang saya rasakan?” Ia bertanya
pada dirinya sendiri tanpa sadar. “ Takutkah saya atau terkejut, marah , atau
apa ?” Ia mencari jawabannya. Namun jika sejak awal ia menyadari apa yang
mengganggu pikiran dan perasaan yang tengah dialaminya. Ia tidak harus mencari
informasi tentang apa yang sedang terjadi, ia sudah tahu. Bagaimana pun halnya,
menurut Schachter dan Singer, orang yang jengkel itu kemudian akan membentuk
keyakinan tentang apa yang dirasakannya, dan kognisi ini akan membentuk
kejengkelan umum yang tidak jelas menjadi suasana emosional tertentu.
2. Teori Emosi
James-Lange
Teori kedua dinamakan teori James-Lange. Dalam teori
ini disebutkan bahwa emosi timbul setelah terjadinya reaksi psikologik. Jadi,
kita senang karena kita meloncat-loncat setelah melihat pengumuman dan kita
takut karena lari setelah melihat ular.
Menurut teori ini, emosi adalah hasil persepsi
seseorang terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh sebagai respons
terhadap berbagai rangsangan yang datang dari luar.
Emosi, menurut kedua ahli ini terjadi karena adanya
perubahan pada sistem vasomotor (otot-otot) . Suatu peristiwa dipersepsikan
menimbulkan perubahan fisiologis dan perubahan psikologis yang disebut emosi.
Dengan kata lain, menurut James-Lange, seseorang bukan tertawa karena senang
melainkan ia senang karena tertawa. James (1980, dalam Berkowitz, 1993) dalam
sebuah tulisannya menjelaskan.
3. Teori
“Emergency” Cannon
Teori emosi yang ketiga dinamakan teori “emergency”.
Cannon dalam teorinya menyatakan bahwa karena gejolak emosi itu menyiapkan
seseorang untuk mengatasi keadaan yang genting, orang-orang primitive yang
membuat respons semacam itu bisa survive dalam hidupnya.
Teori ini menyebutkan, emosi (sebagai pengalaman
subjektif psikologik) timbul bersama-sama dengan reaksi fisiologik (hati
berdebar, tekanan darah naik, nafas bertambah cepat, adrenaline dialirkan dalam
darah, dan sebagainya)
Teori ini mengatakan pula bahwa emosi dalah reaksi yang diberikan oleh organism dalam situasi emergency (darurat). Teori ini didasarkan pada pendapat bahwa ada antagonisme (fungsi yang bertentangan) antara saraf-saraf simpatis dengan cabang-cabang oranial dan sacral daripada susunan saraf otonom. Jadi, kalau saraf-saraf simpatis aktif, saraf otonom nonaktif, dan begitu sebaliknya.
Teori ini mengatakan pula bahwa emosi dalah reaksi yang diberikan oleh organism dalam situasi emergency (darurat). Teori ini didasarkan pada pendapat bahwa ada antagonisme (fungsi yang bertentangan) antara saraf-saraf simpatis dengan cabang-cabang oranial dan sacral daripada susunan saraf otonom. Jadi, kalau saraf-saraf simpatis aktif, saraf otonom nonaktif, dan begitu sebaliknya.
5
C.
Hubungan
antara Emosi dan Tingkah Laku
Ada empat teori yang menjelaskan hubungan antara emosi dengan tingkah laku,yaitu:
a.
Teori Sentral
Menurut teori
ini,gejala kejasmanian termasuk tingkah laku merupakan akibat dari emosi yang
dialami oleh individu. Teori ini dikemukakan oleh Walter B Canon(Mafhudh
Salahudin,1986:264)
b.
Teori
Peripheral
Menurut teori
ini,bahwa gejala-gejala kejasmanian atau tingkah laku seseorang merupakan
akibat dari emosi,yang dialami oleh individu itu,sebagai akibat dari
gejala-gejala kejasmanian. Teori ini dikemukakan oleh James dan Lange(CP
Chaplin.1989:264)
c.
Teori
Kpribadian
Menurut teori
ini,emosi merupakan suatu aktifitas pribadi,dimana pribadi ini tidak dapat
dipisah-pisahkan. Maka emosi meliputi pula perubahan-perubahan jasmani.
d. Teori kedaruratan Emosi (Emergeney
Theoryof The Emotion)
Reori ini mengemukakan bahwa reaksi
yang mendalam(visceral) dari kecepatan jantung yang semakin bertambah akan
menambah cepatnya aliran darah menuju ke urat-urat, hambatan-hambatan pada
pencernaan,pengembangan atau pemuaian pada kantung-kantung didalam paru-paru
dan proses lainnya yang mencirikan secara khas keadaan emosional
seseorang,kemudian menyiapkan organisme untuk melarikan diri atau untuk
berkelahi,sesuai dengan penilaian terhadap situasi yang ada oleh kulit otak.
Teori ini dikemukakan oleh Cannon (CP Ehaplin,1989:162)
D. Karakteristik perkembangan Emosi Remaja
Karakteristik
perkembangan remaja sejalan dengan perkembangan masa remaja itu sendiri,yaitu
sebagai berikut:
a.
Perubahan fisik
tahap awal pada periode pra-remaja disertai sikap kepekaan terhadap
rangsang-rangsang dari luar menyebabkan responnya biasanya berlebihan sehingga
mereka mudah tersinggung dan cengeng,tetapi juga cepat merasa senang bahkan
meledak-ledak.
b.
Perubahan fisik
yang semakin tampak jelas pada periode remaja awal menyebabkan mereka cendrung
menyendiri sehingga tidak jarang pula merasa terasing,kurang perhatian dari
orang lain,atau bahkan merasa tidak ada orang yang mau memperdulikannya.
6
c.
Periode remaja
tengah sudah semakin menyadari pentingnya nilai-nilai yang dapat dipegang teguh
sehingga jika melihat fenomena yang terjadi di masyarakat yang menunjukkan
adanya kontradiksi dengan nilai-nilai moral yang mereka ketahui menyebabkan
remaja sering kali secara emosional ingin membentuk nilai-nilai mereka sendiri
yang mereka anggap benar,baik dan pantas untuk dikembangkan dikalangan mereka
sendiri. Lebih-lebih jika orang tua atau orang dewasa disekitarnya ingin
memaksakan nilai-nilainya.
d.
Periode remaja
akhir mulai memandang dirinya sebagai orang dewasa dan mulai menunjukkan pemikiran,sikap,perilaku
yang semakin dewasa. Oleh sebab itu,orang tua dan masyarakat mulai memberikan
kepercayaan yang selayaknya kepada mereka. Interaksi dengan orang tua juga
semakin lebih bagus dan lancar karena mereka sudah semakin bebas penus serta emosinya
pun mulai stabil.
E.
Macam-Macam Emosi
a. Cinta / kasih sayang
Faktor penting dalam kehidupan remaja adalah kapasitasnya
untuk mencintai orang lain dan kebutuhannya untuk mendapatkan cinta dari orang
lain. Tampaknya tidak ada manusia, termasuk remaja, yang hidup bahagiadan sehat
tanpa mendapatkan cinta dari orang lain. Para remaja yang berontak secara
terang-terangan, nakal dan mempunyai sikap permusuhan besar kemungkinan
disebabkan oleh kurangnya rasa cinta dan dicintai yang tidak disadari.
b. Gembira
Rasa gembira akan dialami apabila segala sesuatunya
berlangsung dengan baik dan para remaja akan mengalami kegembiraan jika ia
diterima sebagai sahabat, atau bila jatuh cinta dan cintanya itu mendapat
sambutan (diterima)oleh yang cintai.
kemarahan dan permusuhan
c. Rasa marah
Rasa marah merupakan gejala yang penting diantara
emosi-emosi yang memainkan peranan yang menonjol dalam perkembangan kepribadian
melalui rasa marahnya seseorang mempertajam tuntutannya sendiri dan pemilikan
minat-minatnya sendiri. Sikap-sikap permusuhan mungkin berbentuk dendam,
kesedihan, prasangka, atau kecenderungan untuk merasa tersiksa.
7
d. Ketakutan dan Kecemasan
Ketakutan muncul karena adanya kecemasan-kecemasan dan
rasa tidak berani yang bersamaan dengan perkembangan remaja itu sendiri.
Biasanya para remaja merasa takut hanya pada kejadian-kejadian bila mereka
merasa bahaya. Satu-satunya cara untuk menghindarkan diri dari rasa takut
adalah menyerah pada rasa takut, seperti terjadi bila seorang begitu takut
sehingga ia tidak berani mencapai apa yang Semarang atau masa depan yang tidak
menentu.
F.
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Perkembangan Emosi Remaja
Ada lima faktor yang mempengaruhi
perkembangan emosi remaja,yaitu:
a.
Perubahan
Jasmani
b.
Perubahan pola
interaksi dengan orang tua
c.
Perubahan
interaksi dengan teman sebaya
d.
Perubahan
pandangan luar
e.
Perubahan
interaksi dengan lingkungan sekolah
Sejumlah penelitian tentang emosi anak menunjukkan bahwa
perkembangan emosi mereka bergantung pada faktor kematangan dan faktor
belajar(Hurlock, 1960:266). Kematangan dan belajar terjalin erat satu sama lain
dalam mempengaruhi perkembangan emosi. Anak memperhalus ekspresi-ekspresi
kemarahannya atau emosi lain ketika ia beranjak dari masa kanak-kanak kemasa
remaja. Peralihan pernyataan emosi yang bersifat umum ke emosinya sendiri yang
bersifat individual ini dan memperhalus perasaan merupakan bukti/petunjuk
adanya pengaruh yang bertahap dan latihan serta pengendalian terhadap perilaku
emosional. Dengan bertambahnya umur, menyebabkan terjadinya perubahan dalam
ekspresi emosional. Bertambahnya pengetahuan dan pemanfaatan media
massa/keseluruhan latar belakang Pengalaman, berpengaruh terhadap
perubahan-perubahan emosional ini.
G.
Upaya Mengembangkan
Emosi Remaja dan Implikasinya dalam Penyelenggara Pendidikan
Upaya yang dapat dilakukan untuk
mengembangkan emosi remaja agar berkembang kearah kecerdasan antara lain dengan
belajar mengembangkan:
a.
Keterampilan
emosional
b.
Keterampilan
kognitif
c.
Keterampilan
prilaku
H.
Pengertian
Moral
Istilah moral
berasal dari kata "mores" (latin) yang artinya tata cara dalam
kehidupan,adat istiadat atau kebiasaan(Gunarsa 1988:36)
8
I.
Teori-teori
dalam Perkembangan Moral
1. Teori Kohlberg, teori ini lebih
mementingkan orientasinya untuk mengungkapkan moral yang hanya ada dalam
pikiran dan yang dibedakan dengan tingkah laku moral dalam arti perbuatan nyata
2. Teori Piaget, teori ini lebih
melibatkan prinsip-prinsip dan proses-proses yang sama dengan pertumbuhan
kognitif yang ditemui dalam teori perkembangan intelektual. Seperti yang
digambarkan melalui permainan.
3. Teori of Mind, pemahaman bahwa orang
lain memiliki kondisi mental yang berbeda-beda dengan orang lain, seperti
tentang hasrat, perasaan, dan lain-lain.
J.
Karakteristik
nilai, moral dan sikap remaja.
Lima perubahan dasar dalam moral yang harus dilakukan
oleh remaja menurut michael yaitu:
a. pandangan moral individu makin lama makin menjadi
lebih abstrae
b. keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang benar dan
kurang pada apa yang salah. Keadilan muncul sebagai kekuatan moral yang dominan
c. penilaian moral menjadi semakin kognitif
d. penilaian moral menjadi kurang egoistik
e. penilaian moral secara psikologis menjadi lebih mahal
dalam penyelidikan yang dilakukan oleh kolhberg
mengemukakan 6 tahap(stadium) perkembangan moral. Ada tinkat perkembangan moral
menurut kolhberg, yaitu tingkat:
1. prakonvensional
2. konvensional
3. postkonvensional
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Emosi adalah suatu respons terhadap suatu perangsang yang menyebabkan perubahan fisiologis disertai perasaan yang kuat dan biasanya mengandung kemungkinan untuk meletus. Dalam upaya menjelaskan ihwal timbulnya gejala emosi, para ahli mengemukakan beberapa teori . Beberapa teori emosi yang terkenal diajukan oleh Schachter dan Singer dengan “Teori Emosi Dua-Faktor”-nya, James dan Lange yang terkenal dengan “Teori Emosi James-Lange”, serta Cannon dengan teori “Emergency”-nya.
Sedangkan perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Moral merupakan gambaran dari tidakan yang dilakukan oleh seorang individu, dimana tindakan tersebut dinilai baik atau buruk yang bertujuan mengendalikan tingkah laku seseorang. Dalam perkembangan moral terdapat tiga teori, yaitu Teori Kohlberg, Teori Piaget, dan Teori of Mind
Emosi adalah suatu respons terhadap suatu perangsang yang menyebabkan perubahan fisiologis disertai perasaan yang kuat dan biasanya mengandung kemungkinan untuk meletus. Dalam upaya menjelaskan ihwal timbulnya gejala emosi, para ahli mengemukakan beberapa teori . Beberapa teori emosi yang terkenal diajukan oleh Schachter dan Singer dengan “Teori Emosi Dua-Faktor”-nya, James dan Lange yang terkenal dengan “Teori Emosi James-Lange”, serta Cannon dengan teori “Emergency”-nya.
Sedangkan perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Moral merupakan gambaran dari tidakan yang dilakukan oleh seorang individu, dimana tindakan tersebut dinilai baik atau buruk yang bertujuan mengendalikan tingkah laku seseorang. Dalam perkembangan moral terdapat tiga teori, yaitu Teori Kohlberg, Teori Piaget, dan Teori of Mind
B. Saran
Berdasarkan beberapa pemaparan yang telah disampaikan di atas, diharapkan pembaca dapat lebih memahami tentang perkembangan emosi dan moral terutama mengenai berbagai teori yang telah disampaikan oleh pakar psikologi.Sehingga, pembaca dapat mengambil hal-hal positif darinya.
Berdasarkan beberapa pemaparan yang telah disampaikan di atas, diharapkan pembaca dapat lebih memahami tentang perkembangan emosi dan moral terutama mengenai berbagai teori yang telah disampaikan oleh pakar psikologi.Sehingga, pembaca dapat mengambil hal-hal positif darinya.
9
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010. Teori Perkembangan Moral Kohlberg. http://www.psikologizone.com/ ,diakses pada tanggal 14 Desember 2012
Sobur, Alex. 2013. Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah.
Jakarta : Pustaka Setia
10
Comments
Post a Comment