Sifat, hakikat, dan aktifitas kejiwaan manusia dalam kehidupan





Sifat, hakikat, dan aktifitas kejiwaan manusia dalam kehidupan

MAKALAH
Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Belajar yang Di bina Oleh Bpk Encep Dahlan, M.Pd.
Description: logo unhasy.jpg
Kelompok 1
Achyat Safir Rudin           1493044088
Saepur Rohman
M Purwanto
Muhammad Zainuddin
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI
JOMBANG
2015
 


BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar belakang
Dalam sebuah pendidikan yang menjadi obyek sebuah pendidikan adalah manusia. Oleh karenannya kita perlu tahu bagaimana sifat seorang manusia, hakikat dari manusia itu sendiri serta bagaimana aktifitas-aktifitas kejiwaan manusia tersebut dalam kehidupan.

Ciri khas manusia yang membedakan antara manusia dengan hewan terbentuk dari terpadu dari apa yang di sebut dengan sifat hakikat kejiwaan manusia. Sebagai seorang pendidik bangsa Indonesia. Kita wajib tau sifat dan hakikat kejiwaan bangsa indonesia seperti apa?. Sehingga dapat dengan tepat menyusun dan merancang sebuah usaha kependidikan.

B.       Rumusan masalah

1.         Apa saja sifat dan hakikat kejiwaan manusia?
2.         Apa saja kekuatan-kekuatan umum jiwa manusia?
3.         Apa saja aktivitas-aktivitas kejiwaan manusia?

C.      Tujuan
1.      Supaya tau sifat dan hakikat kejiwaan manusia.
2.      Supaya tau kekuatan-kekuatan umum jiwa manusia.
3.      Supaya tau aktifitas-aktifitas kejiwaan manusia.




BAB II
PEMBAHASAN


A.      Sifat, hakikat kejiwaan manusia
Sifat merupakan sesuatu yang melekat dalam diri manusia. Sifat ini yang menjadi salah satu bahasan dalam dunia psikologi, terutama dalam diri manusia. Dan para ahli psikolog mendefinisikan sifat tersebut berbeda-beda, seperti menurut John Amos Comenius, manusia mempunyai tiga komponen jiwa yang menggerakkan aktifitas jiwa-raga. Oleh karena itu dikatakan, bahwa manusia mempunyai tiga sifat dasar. Yaitu sifat biologis, hewani dan intelektual.[1]

Plato merumuskan “manusia harus dipelajari bukan dalam kehidupan peribadinya, tetapi dalam kehidupan sosial dan dalam kehidupan politiknya”. Menururut paham filsafat eksistensialisme manusia adalah eksistensi. [2] kenapa menurut aliran ini di angap demikan, karena manusia tidak secara pasif dan hanya menerima kodratnya saja, melainkan manusia juga bergerak secara aktif dan secara sadar melakukan apa yang di lakukan. Manusia tersebut menjadikan dirinya sesuatu itu sendiri.

Menurut ahli psikologi menyatakan bahwa hakekat manusia adalah rohani atau jiwa.Jasmani dan nafsu merupakan alat atau bagian dari rohani. Sifat hakikat manusia adalah ciri-ciri karakteristik yang secara prinsip membedakan manusia dari hewan, meskipun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama dilihat dari segi biologisnya.[3]

Menurut John Amos Comenius, manusia mempunyai tiga kompenen jiwa yang menggerakkab aktifitas jiwa raga. Tiga komponen jiwa raga tersebut meliputi syaraf pertumbuhan, perasaan dan intelek.[4]

a)        Sifat tumbuh yang menjadikan manusia tumbuh secara alami dalam lingkungannya berdasarkan prinsip-prinsip biologis.
b)        Sifat hewani yang mendorong manusia berkeinginan untuk mencari keseimbangan hidup. Melalui inderanya, manusia menjadi sadar dan menuruti keinginan-keinginannya. Hal ini dikarenakan adanya perasaan dalam jiwa manusia.
c)        Sifat intelektual yang mampu membedakan baik atu buruknya obyek, dan dapat mengarahkan emosinya dan keinginanya. Sifat intelektual inilah yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. Dengan adanya sifat ini manusia dileihkan derajatnya dari makhluk-makhluk lain.

Menurut Aristoteles manusia bertingkahlaku vegetatif, sensitif, dan rasional. Manusia berbeda dengan organisme-organisme lainnya, karena dalam bertingkah laku, manusia menggunakan rasionya, yaitu akal atau pikiran. Aristoteles juga menamakan manusia sebagai makhluk karena kodratnya (phusei) hidup dalam masyarakat (politikon zoom).[5]

Hakekat manusia adalah rohani atau jiwa, jasmani dan nafsu merupakan alat atau bagian dari rohani. Sifat hakikat manusia adalah ciri-ciri karakteristik yang secara prinsip membedakan manusia dari hewan. Hakikat manusia juga dapat menalar pemikiran dan menalar indera, dan  memberikan ide dalam benda tertentu di alam sekitar.

Pandangan para ahli mengenai sifat dasar manusia, dari pandangan kontekstualis manusia hanya dapat di pahami dalam konteksnya. Manuasia tidak independen, melainkan merupakan bagian dari lingkungannya (person-in-con-text). Manusia adalah individu yang aktif, organisme sosial dalam sistem yang luas dari kekuatan yang saling mempengaruhi dalam masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Tingkah anak terjadi dalam konteks tingkah laku orang lain. Anak secara aktif mencari dan merespon berbagai konteks sosial dan fisik.[6]

Wujud dari sifat hakikat manusia yakni :[7]
1.    Kemampuan menyadari diri.
2.    Kemampuan bereksistensi.
3.    Kata hati.
4.    Moral.
5.    Tanggungjawab.
6.    Rasa kebebasan.
7.    Kewajiban dan kehendak.
8.    Kemampuan menghayati kebahagiaan.

Menurut prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono dalam bukunya yang berjudul “Pengantar Psikologi Umum” menyatakan ciri yang membedakan manusia dari hewan berdasarkan :[8]
1.        Kepekaan sosial.
2.        Kelangsungan prilaku.
3.        Orientasi pada tugas.
4.        Usaha dan perjuangan.


B.       kekuatan-kekuatan umum jiwa manusia

Plato (428-348 S.M) mengungkapkan, bahwa jiwa manusia terdiri atas tiga kekuatan, yaitu: [9]   
a)        Akal, sebagai kekuatan terpenting dari jiwa manusia.Dikatakan oleh Plato, bahwa akal adalah bagian jiwa manusia yang merupakan kekuatan untuk menemukan kebenaran dan kesalahan. Menurut Jhon Loke merupakan kekuatan vital untuk mengembangkan diri.
b)        Spirit, sebagai kekuatan penggerak kehidupan pribadi manusia.Spirit adalah kekuatan untuk menjalankan gagasan-gagasan yang telah diputuskan oleh akal melalui pemilihan berbagai alternatif gagasan.
c)        Nafsu,  sebagai stimulus gerakan fisis dan kejiwaan dan merupakan kekuatan paling kongkrit dalam diri manusia, nafsu ini terbentuk dari segenap kekuatan keinginan dan selera yang sangat erat berhubungan dengan fungsi-fungsi jasmaniah.

Kekuatan kejiwaan manusia menurut Jean Jacques Rousseau selalu berkaitan dengan hal-hal berikut ini:[10]
a)      Penginderaan terjadi apabila objek-objek eksternal berinteraksi dengan organ-organ indera.
b)      Perasaan sangat erat hubungannya dengan penginderaan
c)      Keinginan sangat erat kaitannya dengan perasaan senang atau tidak senang, cocok atau tidak cocok, setuju atau tidak setuju.
d)     Kemauan sangat erat hubungannya dengan keinginan.

Akal sebagai kekuatan penemu ide umum maupun kebenaran sesuatu ide, memiliki dua kapasitas yaitu pertama, kapasitas penalaran indera yang disebut “common sense”, penalaran indera memberikan ide tertentu tentang benda tertentu di alam sekitar. Kedua, kapasitas penalaran intelektual, bila dengan akal sehat menyimpulkan ide tentang suatu benda, maka setiap benda yang sejenis dapat dimasukkan kedalam ide umum itu.[11]


C.      Aktifitas-aktifitas kejiwaan manusia

Aktivitas-aktivitas manusia itu dapat dicari hokum psikologi yang mendasarinya, beberapa aktivitas kejiwaan yang berhubungan dengan psikologi pendidikan adalah:[12]
1.      Pengamatan
Manusia dapat mengenal lingkungan yang nyata, baik dalam dirinya sendiri maupun diluar dirinya dengan menggunakan organ-organ indranya yang disebut “modalitas pengamatan”. macam-macam modalitas pengamatan yaitu:
a)      Penglihatan menggunakan mata.
b)      Pendengaran menggunakan telinga.
c)      Perabaan menggunakan permukaan kulit.
d)     Pembauan (pencciuman) menggunakan hidung.
e)      Pencecapan menggunakan lidah
2.      Tanggapan
Menanggap adalah mereaksi stimuli dengan membangun kesan pribasi yang berorientasi kepada pengamatan masa lalu, sekarang dan harapan masa lalu yang akan dating.
3.      Fantasi
Fantasi dapat diartikan sebagai aktivitas imajinasi untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan-tanggapan lama yang telah ada, dan tanggapan yang baru tidak harus sama atau sesuai dengan benda-benda yang ada.
4.      Ingatan
Mengingat berarti menyerap atau meletakkan pengetahuan dengan jalan pengecaman secara aktif.
5.      Pikiran
Adalah kondisi letak hubungan antar bagian pengetahuan yang telah ada dalam diri yang dikontrol oleh akal, proses berfikir yitu pembentukan pengertian, pendapat dan keputusan.
6.      Perhatian
cara menggerakkan bentuk umum cara bergaulnya jiwa dengan bahan-bahan dalam medan tingkah laku atau pemusatan tenaga/kekuatan jiwa tertuju pada suatu objek dan pendayagunaan kesadaran untuk menyertai sesuatu aktivitas.
7.      Perasaan
suasana psikis yang mengambil baigan pribadi dalam situasi, dengan jalan membuka diri terhadap suatu hal yang berbeda dengan keadaan atau nilai dalam diri.
8.      Kemauan
fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu dan merupakan kekuatan dari dalam.Kemauan adalah bukan aktivitas ataupun usaha kejiwaan. Kemauan yang juga disebut kekuatan, kehendak,dapat diartikan sebagai kekuatan untuk memilih dan merealisasikan suatu tujuan.




BAB III
PENUTUP


A.      Kesimpulan
Menurut ahli psikologi menyatakan bahwa hakekat manusia adalah rohani atau jiwa.Jasmani dan nafsu merupakan alat atau bagian dari rohani. Sifat hakikat manusia adalah ciri-ciri karakteristik yang secara prinsip membedakan manusia dari hewan, meskipun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama dilihat dari segi biologisnya.

Plato (428-348 S.M) mengungkapkan, bahwa jiwa manusia terdiri atas tiga kekuatan, yaitu 1) akal sebagai kekuatan terpenting dari jiwa manusia. 2) Spirit, sebagai kekuatan penggerak kehidupan pribadi manusia. 3) Nafsu,  sebagai stimulus gerakan fisis dan kejiwaan dan merupakan kekuatan paling kongkrit dalam diri manusia, nafsu ini terbentuk dari segenap kekuatan keinginan dan selera yang sangat erat berhubungan dengan fungsi-fungsi jasmaniah.

aktivitas kejiwaan yang berhubungan dengan psikologi pendidikan adalah :
1.    Pengamatan.
2.    Tangapan.
3.    Fantasi.
4.    Ingatan.
5.    Pikiran.
6.    Perhatian.
7.    Perasaan.
8.    Kemauan.


B.       Saran
Dalam penulisan makalah ini Pastinya tidak luput dari kekurangan yang tidak bisa di pungkiri. Oleh karena itu penulis membuka pintu yang selebar-lebarnya untuk para pembaca yang ingin memberikan kritik atau sarannya yang bersifat membanggun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat umumnya bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis, trimakasih.




DAFTAR PUSTAKA

Desmita. 2012. Psikologi perkembangan. Bandung: remaja rosyda karya.
Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sarwono. Sarlito W. 2010. Pengantar psikologi umum. Jakarta: rajagrafindo persada.
Sobur, Alex. 2003. Psikologi umum dalam lintas sejarah. Bandung: pustaka setia.




[1] . https://zahratussaadah.wordpress.com/2012/03/16/sifat-hakikat-dan-aktivitas-kejiwaan-manusia/.
[2] . sarwono. Sarlito W. 2010. Pengantar psikologi umum. Jakarta: rajagrafindo persada. Hal 41.
[4] . http://tsu-basith.blogspot.com/2012/09/sifat-hakikat-kejiwaan-manusia.html.
[5] . sobur, Alex. 2003. Psikologi umum dalam lintas sejarah. Bandung: pustaka setia. Hal 77.
[6] . desmita. 2012. Psikologi perkembangan. Bandung: remaja rosyda karya. Hal 31.
[8]. Sarwono, Sarlito Wirawan. 2009. Pengantar psikologi umum. Jakarta: rajagrafindo persada. Hal 50-53.
[11] . Sagala, Syaiful. 2005. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Hlm. 123.

Comments

Popular posts from this blog

BIOPSIKOLOGI

PENILAIAN BERBASIS KELAS

MENGEMBANGKAN METODE PEMIKIRAN ISLAM