METODE INTERVIEW DAN RESITASI





METODE INTERVIEW DAN RESITASI

MAKALAH
Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang Di bina Oleh Bpk
Description: logo unhasy.jpg
Kelompok
Achyat Safir Rudin           1493044088
Isroul Anifah                     1493044102
Ahmad Mufasiru              
Fitrotul Fauziah                 1493044097
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI
JOMBANG
2015
 


BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar belakang

Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan manusia secara  holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang  secara  optimal. Untuk itu sebuah sistem pendidikan dirancang sedemikian rupa untuk meningkatkan kualitas belajar mengajar yang efektif. Dan menimbulkan kesinambungan atara guru dan murid dalam proses belajar mengajar, dan untuk  memberikan  pengalaman belajar yang  melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar  siswa,  siswa  dengan  guru,  lingkungan  dan  sumber  belajar  lainnya  dalam  rangka  pencapaian  kompetensi  dasar.

Dalam masa moderen ini begitu banyak metode yang di gunakan oleh seorang guru dalam menerapkan sistem pembelajaran di dalam kelas, yang salah satunya seperti metode yang akan di angkat oleh penulis yakni “Metode Interview dan Resitasi”. Dari kedua metode ini akan di bahas seperti apa kedua metode ini dan dari segi keefektifan metode-metode ini.



B.       Rumusan masalah

1.    Apa metode Interview?
2.    Bagaimana langkah-langkah metode Interview?
3.    Apa metode Resitasi?
4.    Bagaimana langkah-langkah metode Resitasi?
5.    Apa kekurangan dan kelebihan dari metode interview dan resitasi?

C.      Tujuan

1.    Mengetahui  metode Interview.
2.    Mengetahui langkah-langkah metode Interview.
3.    Mengetahui metode Resitasi.
4.    Mengetahui langkah-langkah metode Resitasi
5.    Mengetahui kekurangan dan kelebihan metode interview dan resitasi.


BAB II
PEMBAHASAN


A.      Metode Interview

Metode interview dalam proses pembelajaran seringkali disebut dengan metode wawancara. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.[1]

Menurut Moleong ”Interview adalah sebuah dialog percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (intervewee) yang memberi jawaban atas pertanyaan itu.[2]
Menurut Prabowo, wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka[3]

Menurut Rama Yulis metode tanya jawab ialah suatu cara mengajar dimana seorang pendidik mengajukan beberapa pertanyaan kepada peserta didik tentang bahan pelajaran yang telah di ajarkan atau bacaan yang telah mereka baca sambil memperhatikan proses berfikir diantara peserta didik.[4]

Untuk mengetahui seberapa siswa menyerap materi yang sudah di sampaikan oleh pendidik, cara wawancara semacam ini sangat di perlukan. Dalam pelaksanaanya pun secara kondisional. Bisa dengan cara wawancara di luar kelas atau bisa juga dengan cara secara langsung di dalam kelas menanyakan kepada murid tentang materi yang sudah di ajarkan. Hanya bertanya saja dengan lisan mungkin belum cukup, bisa juga wawancara dengan mengunakan tulisan yang pertanyaan-pertanyaanya mengenai materi yang sudah di ajarkan.

prinsip dasar dari semua pengajaran efektif adalah dengan mengajukan pertanyaan (questioning) dalam ruang kelas. Di dalam kelas, guru mengajukan pertanyaan dengan berbagai alasan. Alasan-alasan meliputi hal-hal berikut ini (freiderd dan driscoll, 2000):[5]

1.    Memeriksa pemahaman siswa tentanng pengajaran
2.    Mengevaluasi tentang efektifitas pengajaran
3.    Meningkatkan pola pikir tingkat tinggi

Dalam memberikan sebuah pertanyaan,  di lihat dari waktu penyampaianya, pertanyaan di bagi menjadi tiga:[6]

1.    Pertanyaan awal pelajaran, yaitu pertanyaan yang di maksud untuk menghubungkan pengetahuan yang telah lalu dengan pengetahuan yang baru,merangsang minat belajar untuk menerima pelajaran baru dan memusatkan perhatian mereka kepada pelajaran.
2.    Pertanyaan di tengah-tengah berlangsungnya proses belajar mengajar. Dimaksudkan untuk mendiskusikan bagian-bagian pelajran dan menarik sebagian fakta baru.
3.    Pertanyaan akhir pelajaran. Dimaksudkan untuk mengulang, atau menyimpulkan materi pembelajaran.

Pertanyaan dapat juga berfungsi sebagai “pengatur”.[7] Pertanyaan yang di ajukan oleh pendidik sebelum memulai pelajran ini bertujun untuk memusatkan siswa sebelum pelajaran di mulai. Pertanyaan-pertanyaan yang akan di ajukan haruslah berpedoman pada tujuan awal seorang pendidik dalam mencapai tujuan yang hendak di capai.

Seorang pendidik mengajukan sebuah pertanyaan berdasarkan apa yang sudah di pelajari baik dari yang di baca oleh siswa itu sendiri atau dari keterangan yang sudah di sampaikan oleh seorang pendidik. Jenis-jenis pertanyaan tertentu terkadang  hanya efektif pada saat-saat tertentu pula dan guru mengajukan pertanyaan untuk beberapa alasan, beberapa di antaranya mencakup hal-hal berikut ini (Brualdi, 1998):[8]

1.    Mengajukan pertanyaan membantu untuk tetap menjaga keaktifan sisswa dalam pelajaran.
2.    Sambil menjawab pertnayaan, siswa memiliki kesempatan untuk menyampaikan ide dan menyampaikan pemikiranya secara terbuka.
3.    Bertanya kepada siswa memiungkinkan siswa yang lain mendengar penjelasan yang berbeda tentang materi pelajran oleh teman sebayanya.
4.    Mengajukan pertanyaan membantu guru memacu pelajran mereka dan memperlunak prilaku siswa.
5.    Bertanya kepada siswa membantu guru mengevaluasi pembelajaran siswa dan merefisi pelajran mereka ketika dibutuhkan.

Pertanyaan-pertanyaan dapat di golongkan pada dua golongan sebagai berikut:[9]

1.      Pertanyaan konvergen, pertanyaan yang secara umum mengharuskan satu jawaban yang benar. Pertanyaan semacam ini berguna untuk menentukan fakta-fakta atau memastikan jawaban-jawaban untuk permasalah yang “ hanya” mempunyai satu jawaban yang benar. Secara umum, pertanyaan ini adalah pertanyaan tentang fakta atau ingatan dan sering kali merupakan bagian dari pertanyaan tingkat-rendah (Low-level Question), seperti yang telah dideskripsikan pada bagian sebelumnya.
2.      Sementara pertanyaan konvergen hanya membutuhkan satu jawaban yang benar, pertanyaan divergen justru sebaliknya karena jawaban-jawaban yang berbeda atas pertanyaan ini bisa jadi sesuai/cocok. Pertanyaan ini dapat membantu guru untuk menilai pemahaman siswa meski dalam jumlah yang cukup besar sekalipun.

B.       Langkah-langkah metode Interview

  Metode interview merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat melatih anak didik dalam mengungkapkan pendapat. Agar penerapan metode interview (wawancara) dapat berjalan dengan baik, langkah yang harus diterapkan oleh guru adalah sebagai berikut:[10]
a.       Guru menyampaikan isu yang terkait dengan materi pembelajaran. Isu harus dibuat semenarik mungkin, agar dapat menggugah rasa ingin tahu siswa yang akhirnya akan melahirkan berbagai macam opiini.
b.       Guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada masing-masing atau beberapa orang siswa.
c.        Siswa mengungkapkan opininya dengan keras dan lantang.
d.      Siswa lain memberi tanggapan.



C.      Metode Resitasi

Dalam dunia pendidikan saat ini guru harus berusaha bagaimana pesan yang ada pada kurikulum bisa tercapai. Dengan batas waktu yang amat sangat minim dalam kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu, banyak para pendidik yang mengunakan cara homework (PR) untuk mencapai isi pesan yang ada pada kurikulum tersebut. Dan ada juga yang mengunakan metode yang di sebut  dengan metode Resitasi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, resitasi adalah hafalan yang diucapkan oleh murid-murid di dalam kelas. [11]Resitasi merupakan metode pembelajaran berupa tugas pada siswa untuk melaporkan pelaksanaan tugas yang telah diberikan guru.[12]

Seringkali di jumpai bahwa metode resitasi di angap sama dengan home work namun teryata berbeda sekali antara home work dengan resitasi. Pekerjaan rumah ( PR ) mempunyai pengertian yang lebih khusus, ialah tugas - tugas yang diberikan oleh guru, dikerjakan siswa di rumah.[13] Sedangkan berbeda dengan metode resitasi yang mempunyai arti luas. Resitasi, tugas yang diberikan oleh guru tidak sekedar dilaksanakan di rumah, melainkan dapat dikerjakan di perpustakaan, laboratorium, atau ditempat - tempat lain yang ada hubungannya dengan tugas / pelajaran yang diberikan.

Metode ini sudah ada pada zaman dahulu, karna metode ini juga di lakukan oleh malaikat jibril ketika menyampaikan wahyu kepada nabi muhammad SAW. Nabi disuruh mengulang-ulang apa yang telah di sampaikan oleh jibril supaya hafal dan mengena di hati. Dalam Al-Qur’an juga terdapat ayat yang menjelaskan metode ini :
$uZøŠn=tã ¼çmyè÷Hsd ¼çmtR#uäöè%ur ÇÊÐÈ #sŒÎ*sù çm»tRù&ts% ôìÎ7¨?$$sù ¼çmtR#uäöè% ÇÊÑÈ [14]

Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami Telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.

Al-Maraghi menafsirkan potongan ayat tersebut di atas sebagai berikut: [15]
قرأناه: اى قرأة جبريل عليك، فاتبع قرأنه: اى فاستمع قرأته وكررها حتى يرسخ فى نفسك
.
Qara’nahu : dimaksudkan adalah Jibril membacakannya kepadamu, Fattabi’ qur’anah : maksudnya maka dengarkanlah bacaan dan ulang-ulangilah agar ia mantap dalam dirimu.

Ayat tersebut merupakan bentuk pembelajaran al-Qur’an ketika malaikat Jibril memberikan wahyu (al-Qur’an) kepada Nabi Muhammad saw dengan membacakannya, maka Nabi Muhammad saw diperintahkan untuk mengulanginya, sehingga Nabi hafal dan bacaan tersebut dapat membekas dalam dirinya.

Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara individual, atau dapat pula secara kelompok. Tugas yang diberikan oleh guru dapat memperdalam bahan pelajaran, dan dapat pula mengecek bahan yang telah dipelajari.

Jadi resitasi lebih luas daripada homework. Akan tetapi keduanya mempunyai kesamaan, antara lain :

1.      Mempunyai unsur tugas.
2.      Dikerjakan oleh siswa dan dilaporkan hasilnya.
3.      Mempunyai unsur didaktis pedagogis.

D.      langkah-langkah metode Resitasi

  Menurut Mulyasa bahwa agar metode pemberian tugas terstruktur dapat berlangsung secara efektif, guru perlu memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :[16]

a.       Tugas harus direncanakan secara jelas dan sistematis, terutama tujuan penugasan dan cara pengerjaannya.
b.      Tugas yang dberikan harus dapat dipahami peserta didik, kapan mengerjakannya, bagaimana cara mengerjakannya, berapa lama tugas tersebut harus dikerjakan, secara individu atau kelompok, dan lain-lain.
c.       Apabila tugas tersebut berupa tugas kelompok, perlu diupayakan agar seluruh anggota kelompok dapat terlibat secara aktif dalam proses penyelesaian tugas tersebut, terutama kalau tugas tersebut diselesaikan di luar kelas.
d.      Perlu diupayakan guru mengontrol proses penyelesaian tugas yang dikerjakan oleh peserta didik. Jika tugas diselesaikan di luar kelas, guru bisa mengontrol proses penyelesaian tugas melalui konsultasi dari peserta didik. Oleh karena itu dalam penugasan yang harus diselesaikan di luar kelas, sebaiknya peserta didik diminta untuk memberikan laporan kemajuan mengenai tugas yang dikerjakan.
e.       Berikanlah penilaian secara proporsional terhadap tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik. Penilaian yang diberikan sebaiknya tidak hanya menitikberatkan pada produk (ending), tetapi perlu dipertimbangkan pula bagaimana proses penyelesaian tugas tersebut. Penilaian hendaknya diberikan secara langsung setelah tugas diselesaikan, hal ini disamping akan menimbulkan minat dan semangat belajar peserta didik, juga menghindarkan bertumpuknya pekerjaan peserta didik yang harus diperiksa.


E.       Kekurangan dan kelebihan metode interview dan resitasi

Setiap metode pastinya memiliki kekurangan dan kelebihan dalam penerapannya dalam pembelajaran. Antara metode Interview dengan metode Resitasi pastinya mempunyai segi kelemahan dan kelebihan. Kekurangan dan kelebihanya sebagai berikut :

1.      kelebihan dan kekurangan metode interview
Beberapa kelebihan yang dimiliki metode ini yakni :
a.       Data dan informasi dapat diperoleh secara langsung (face to face).
b.      Siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, tetapi dapat menambah kepercayaan dan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
c.       Interaksi selama metode interview berlangsung dapat meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan berpikir.
d.      Adanya hubungan antar personal yang baik.

Beberapa kekurangan yang di miliki metode ini :
a.       Selama kegiatan berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
b.      Ketika kegiatan berlangsung kelas menjadi gaduh dan ramai, jika salah seorang atau beberapa orang siswa tidak menerapkan sifat disiplin.
c.       Metode interview dengan membentuk kelompok, terkadang didominasi seseorang saat diskusi. Hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.
d.      Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, di samping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu.

2.      kelebihan dan kekurangan metode resitasi
Beberapa kelebihan yang di miliki oleh metode ini yakni :
a.       merangsang siswa dalam melakukan aktifitas belajar baik individual maupun kelompok.
b.      Membuat siswa lebih giat belajar.
c.       Dapat mengembangkan potensi diri siswa di luar pengawasan guru.
d.      Menyita waktu luang yang biasanya untuk santai menjadi belajar.
e.       Membiasakan siswa mencari informasi dan mengolah sebuah informasi.
f.       Melatih siswa untukbertanggungjawab atas tugasnya.
g.      Dapat menguasai bahan pelajaran dengan baik karena guru memberikan tugas yang tidak hanya dikerjakan di kelas yang sempit dan terbatas oleh waktu.

Sedangkan kekurangan dari metode ini yakni :

a.       Siswa bisa saja tidak mengalami sebuah pelajaran melainkan hanya meniru tugas berdasarkan hasil dari orang lain.
b.      Di mungkinkan siswa akan berbohong atas hasil yang laporkan.
c.       tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan menyelesaikan adalah anggota tertentu saja , sedangkan anggota lainnya tidak berpartisipasi dengan baik.
d.      Banyak kecenderungan untuk saling mencontoh dengan teman – teman.
e.       Dapat menimbulkan frustasi bila gagal menyelesaikan tugas.
f.       Sulit untuk memberikan tugas karena perbedaan individual anak dalam kemampuan dan minat belajar.




BAB III
PENUTUP


A.      Kesimpulan
1.      Menurut Moleong ”Interview adalah sebuah dialog percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (intervewee) yang memberi jawaban atas pertanyaan itu. Menurut Prabowo, wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka.
2.      Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, resitasi adalah hafalan yang diucapkan oleh murid-murid di dalam kelas. Resitasi merupakan metode pembelajaran berupa tugas pada siswa untuk melaporkan pelaksanaan tugas yang telah diberikan guru.

B.     Saran
Dalam penulisan makalah ini pastinya takkan luput dari kekurangan baik dari segi bahasa maupun segi penulisan. Oleh sebab itu penulis membuka pintu selebar-lebarnya atas masukan dan kritikan demi mencapai kesempurnaan dalam makalah ini. Semoga makalah ini bisa bermanfaat umumnya bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis. Trimakasih.


DAFTAR PUSTAKA


Al-Maraghi, Ahmad Musthofa. Tafsir al-Maraghi. Beirut: Dar al-Maraghi.
Brualdi, A. 1998. Classroom Questions. ERIC Cleaninghouse on Assesmen and Evaluation. College Park, MD: Catholic University of America.
Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Freibreg, H, dan driscoll. 2005. The computer as an  Education Tool. Boston: Allyn dan Bacon
J, M Moloeng. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung:Remaja Rosda Karya.
jacobsen, david A, dkk. 2009. Methods for teaching. Yogyakarta: pustaka pelajar.
Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu.2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
pandidikan.blogspot.co.id/2011/03/metode-resitasi-2.html.
Popham, w. James dan Baker, Eva. L. 2008. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta:renika cipta.
QS. Al-Qiyaamah, [75]: 17-18.
Ramayulis. 2010. Metodologi pendidikan agama islam. Jakarta: kalam mulia.
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.



[1] . Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), hlm. 67.
[2] Moloeng. L.J. Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001), h. 54
[3] . ibid.
[4] . ramayulis. 2010. Metodologi pendidikan agama islam. Jakarta: kalam mulia. Hal 305.
[5] . jacobsen, david A, dkk. 2009. Methods for teaching. Yogyakarta: pustaka pelajar. Hal 172.
[6] . ramayulis. 2010. Metodologi pendidikan agama islam. Jakarta: kalam mulia.. Hal 306-307.
[7] Popham, w. James dan Baker, Eva. L. 2008. Teknik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta:renika cipta. Hal 89.
[8] . Brualdi, A. (1998). Classroom Questions. ERIC Cleaninghouse on Assesmen and Evaluation. College Park, MD: Catholic University of America.
[9] . Freibreg, H, dan driscoll. 2005. The computer as an  Education Tool. Boston: Allyn dan Bacon.
[10] . Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar (Bandung : Pustaka Setia, 2005), h. 56.
[11] . Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3 cet. ke-2, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 952.
[12] . Sugihartono, dkk., Psikologi Pendidikan, Ed.1 Cet.A, (Yogyakarta: UNY Press, 2007), h. 84..
[13] . pandidikan.blogspot.co.id/2011/03/metode-resitasi-2.html.
[14] . QS. Al-Qiyaamah, [75]: 17-18.
[15] Ahmad Musthofa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, Jilid 29, (Beirut: Dar al-Maraghi, t.th.,), h. 150
[16] . Mulyasa, Menjadi Guru Profesional. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), h. 113.

Comments

Popular posts from this blog

BIOPSIKOLOGI

PENILAIAN BERBASIS KELAS

Sifat, hakikat, dan aktifitas kejiwaan manusia dalam kehidupan