PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT




PENDIDIKAN DAN MASYARAKAT

MAKALAH
Di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sosiologi Pendidikan Agama Islam yang Di bina Oleh Ibu Laily Masruroh, M.PdI.
Description: logo unhasy.jpg

Oleh:
Achyat Safir Rudin                                    1493044088
Akhmad Masduqi                      1493044085
Muhammad itqon ishomuddin 1493044027


JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI
JOMBANG
2016


BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar belakang
Dalam kehidupan, manusia memerlukan sebuah perubahan dan pembaruan. Dimana manusia menuju perubahan dalam sosial dan budaya. Serta pembaruan menuju manusia yang modern. Untuk mewujudkannya, maka diperlukan sebuah pendidikan, dimana pendidikan dapat membantu untuk membentuk manusia yang intelektul dan memiliki sifat sosial.
Pendidikan merupakan usaha sadar, terencana, adanya pendidik, peserta didik, tujuan, metode atau media, sarana prasarana dan lingkungan. Semua komponen itu tidak dapat terpisahkan, karna saling berkaitan satu sama lainya. Pendidikan merupakan wahana dimana manusia memperbarui dirinya secara sistematik menuju suatu yang baru.
Dalam bahasa arab masyarakat berarti " شركة "  yang artinya kumpulan atau golongan[1]. Dalam Al-Munjid diartikan sebagai الإختلاط"” yang berarti (bercampur)[2]. Sedangkan dalam kamus Indonesia arab disebut المجتمع
Menurut luis ma’luf :
مجازا على جماعة من الناس خطعبن لقوانين ونظم
“suatu kumpulan dari sejumlah manusia yang tunduk pada undang-undang dan peraturan umum yang berlaku”
 masyarakat merupakan kumpulan individu dalam suatu lingkungan dan teratur oleh peraturan serta adat yang mereka anut. masyarakat juga mempengaruhi perbaikan pendidikan di Indonesia. Semua orang menginginkan agar pendidikan diperbaiki. Ada yang melihat perbaikan pendidikan dari sudut perbaikan mutu guru yang memerlukan perbaikan pendidikan guru, pembinaan karier, dan penghasilan guru. Di satu pihak pendidikan bertujuan untuk menciptakan kondisi masyarakat yang lebih baik, lebih maju, dan lebih sejahtera bagi rakyat seluruhnya. Namun, untuk itu, pendidikan memerlukan pegangan dan pedoman ke arah mana masyarakat akan bergerak. Pandangan dan sikap hidup apa yang dikehendaki masyarakat dalam perjuangannya mencapai tujuannya. Hal ini berpengaruh kuat terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.
Masyarakat berfungsi sebagai penerus budaya dari generasi ke generasi  selanjutnya secara dinamis sesuai situasi dan kondisi serta kebutuhan masyarakat, melalui pendidikan dan interaksi sosial. Dengan demikian pendidikan dapat diartikan sebagai sosialisasi.
Dari sini penulis akan memaparkan hakekat pendidikan, fungsi-funfsi sekolah, perubahan social dan pendidikan, serta bagaimana pendidikan dan pembaruan masyarakat. Seperti yang akan penulis paparkan di bawah ini.

B.       Rumusan masalah
1.         Apa pengertian hakekat pendidikan?
2.         Apa fungsi-fungsi sekolah?
3.         Bagaimana perubahan sosial dan pendidikan?
4.         Bagaimana pendidikan dan pembaruan masyarakat?

C.      Tujuan
1.         Mengetahui hakekat pendidikan.
2.         Mengetahui fungsi-fungsi sekolah.
3.         Mengetahui perubahan sosial dan pendidikan.
4.         Mengetahui pendidikan dan pembaruan masyarakat.


BAB II
PEMBAHASAN


A.      Hakekat pendidikan
Pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia secara manusiawi yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta perkembangan zaman.[3] Di samping itu pengertian pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, yakni:
“usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”[4]
Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya sebagai individu dan masyarakat. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Yang tentu dalam menjalankan kelanjutan pendidikan tersebut harus ada alat sebagai pegangan yang salah satunya adalah adanya kurikulum

B.       Fungsi-fungsi sekolah.
Secara fundamental sekolah berfungsi untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta kemampuan yang dibutuhkan siswa agar dapat memiliki modal di masa depan secara utuh serta tersalurkannya bakat dan potensi diri yang dimiliki. Dari Segi konteks sosial, sekolah mempunyai beberapa fungsi yakni:

1.      Sekolah mempersiapkan seseorang untuk mendapat suatu pekerjaan
Penerapan sistem sekolah bermaksud untuk memberikan kompetensi-kompetensi jenis keahlian dalam lahan pekerjaan yang terbentang luas kerumitannya, dan pendidikan yang tinggi diharapkan dapat memberikan dan mencukupi sebagai modal di masyarakat.
2.      Sekolah sebagai alat-alat transmisi kebudayaan
Sekolah sebagai fungsi transmisi kebudayaan masyarakat kepada anak, wujud keberadaan sekolah merupakan bukti tentang kiprah peranan lembaga pendidikan dalam mengupayakan terjaminnya penyampaian/ tansmisi kebudayaan dan norma-norma yang ada di masyarakat untuk disampaikan ke anak didik.
3.      Sekolah mengajarkan peranan sosial
Pendidikan diharapkan membentuk manusia sosial yang mempunyai sifat toleransi terhadap perbedaan yang ada dilinkungan masyrakat, baik yang berbentuk perbedaan kepercayaan maupun polafikir.
4.      Sekolah sebagai alat integrasi sosial
Dalam masyarakat yang bersifat heterogen dan pluralistik, terjaminnya integrasi sosial merupakan fungsi pendidikan sekolah yang cukup penting karena masyarakat Indonesia mempunyai ciri khas suku dan agama yang berbeda-beda.
5.      Dll.

C.      Perubahan sosial dan pendidikan
Perubahan sosial adalah perubahan dalam struktur sosial dan dalam pola-pola hubungan sosial, yang antara lain mencakup, sistem status, hubungan dalam keluarga, sistem politik dan kekuatan, dan persebaran penduduk.[5] Hal ini yang dapat merubah kondisi social yang ada sebelumnya dan erat kaitanya dengan perubahan kebudayaan. Perubahan sosial tidak akan mencapai pengertian yang benar tanpa mengaitkanya dengan perubahan kebudayaan yang terwujud dalam masyarakat yang bersangkutan.
Proses terbentuknya perubahan social yang terwujud dalam masyarakat dengan kebudayaan primitive atau yang kompleks atau maju, yakni proses imitasi yang dilakukan oleh generasi yang lebih muda kepada generasi yang lebih tua. Dan lama kelamaan tanpa disadari akan menyebabkan perubahan sosial yang teratur walaupun perubahanya berjalan sangat lambat. Hal ini dikarenakan generasi yang lebih muda mencontoh dari generasi yang lebih tua kemudian merubahnya terhadap generasi yang selanjutnya. Dengan demikian, tanpa disadari berbagai pola kelakukan, norma, nilai, dan pranata telah berubah.
Adapun perubahan yang terjadi dalam masyarakt yang sudah maju atau kompleks, kebudayaanya biasanya terwujud melalui (1)proses penemuan (discovery), (2) penciptaan bentuk baru (invention), dan (3) melalui proses difusi (persebaran unsur-unsur kebudayaan).[6]
Kecepatan perubahan sosial dalam berbagai masyarakat tentu berbeda-beda. Perubahan dalam masyarakat terpencil berjalan lambat, akan tetapi bila dengan terbukanya komunikasi dan trasportasi daerah itu berkenalan dengan dunia modern, maka masyarakat ini akan berkembang dengan lebih cepat. Ada aspek-aspek kebudayaan seperti adat istiadat yang telah disampaikan secara turun-temurun dalam bentuk aslinya, akan tetapi banyak pula adat kebiasaan yang mengalami perubahan, terutama dalam masyarakat modern.  
Adapun faktor pendorong perubahan sosial, menurut beberapa ahli adalah :
1.      Menurut Alvin Betrand, awal dari proses perubahan sosial adalah komunikasi yaitu penyampaian ide, gagasan, nilai, kepercayaan, keyakinan dan sebagainya, dari satu pihak ke pihak lainnya sehingga dicapai kata kesepahaman.
2.      Menurut David Mc Clelland, dorongan untuk perubahan adalah adanya hasrat meraih prestasi (need for achievement) yang melanda masyarakat.
3.      Menurut Prof. Soerjono Soekanto, perubahan sosial disebabkan oleh faktor intern dalam masyarakat itu dan faktor ekstern. Faktor Intern antara lain, a) Bertambah dan berkurangnya penduduk (kelahiran, kematian, migrasi), b) adanya Penemuan Baru, discovery (penemuan ide atau alat baru yang sebelumnya belum pernah ada), Invention (penyempurnaan penemuan baru), innovation/Inovasi (pembaruan atau penemuan baru yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat sehingga menambah, melengkapi atau mengganti yang telah ada. Penemuan baru didorong oleh kesadaran masyarakat akan kekurangan unsur dalam kehidupannya, kualitas ahli atau anggota masyarakat), konflik yang terjadi dalam masyarakat, pemberontakan atau revolusi.
Faktor ekstren antara lain
a)      Perubahan alam.
b)      Peperangan.
c)      Pengaruh kebudayaan lain melalui difusi (penyebaran kebudayaan), akulturasi (pembauran antar budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya), asimilasi (pembauran antar budaya yang menghasilkan budaya yang sama sekali baru, batas budaya lama tidak tampak lagi).
Jadi menurut Soerjono Soekanto  faktor pendorong perubahan sosial adalah:
a)      Sikap menghargai hasil karya orang lain.
b)      Keinginan untuk maju.
c)      Sistem pendidikan yang maju.
d)     Toleransi terhadap perubahan.
e)      Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang kehidupan tertentu.
f)       Orientasi ke masa depan.
g)      Sikap mudah menerima hal baru.[7]
Fungsi Pendidikan dan Perubahan Sosial. Pendidikan mempunyai fungsi untuk mengadakan perubahan sosial mempunyai fungsi, sebagai berikut:
a)      Reproduksi budaya
Sekolah berfungsi sebagai reproduksi budaya menempatkan sekolah sebagai pusat penelitian dan pengembangan. Fungsi semacam ini merupakan fungsi pada perguruan tinggi. Pada sekolah-sekolah yang lebih rendah, fungsi ini tidak setinggi pada tingkat pendidikan tinggi.
b)      Difusi budaya
Lembaga-lembaga pendidikan disamping berfungsi sebagai penghasil nilai-nilai budaya baru juga sebagai difusi budaya (cultural diffission). Kebijaksanaan-kebijaksanaan sosial yang kemudian diambil tentu berdasarkan pada hasil budaya dan difusi budaya. Sekolah-sekolah tersebut bukan hanya menyebarkan penemuan-penemuan dan informasi-informasi baru tetapi juga menanamkan sikap-sikap, nilai-nilai dan pandangan hidup baru yang semuanya itu dapat memberikan kemudahan-kemudahan serta memberikan dorongan bagi terjadinya perubahan sosial yang berkelanjutan.
c)      Mengembangkan analisis kultural terhadap kelembagaan-kelembagaan tradisional.
d)     Melakukan perubahan-perubahan atau modifikasi tingkat ekonomi sosial tradisional.
e)      Melakukan perubahan-perubahan yang lebih mendasar terhadap institusi-institusi tradisional yang telah ketinggalan.[8]

D.      Pendidikan dan pembaruan masyarakat
Ada para pendidik yang menaruh kepercayaan yang besar sekali akan kekuasaan pendidikan dalam membentuk masyarakat baru. Karena itu setiap anak diharapkan memasuki sekolah dan dapat diberikan ide-ide baru tentang masyarakat yang lebih indah dari pada yang sudah-sudah.[9]
Tak dapat diharapkan bahwa guru-gurulah yang akan mengambil inisiatif untuk mengadakan reformasi, oleh sebab itu sendiri diangkat oleh pihak yang berkuasa dan telah manerima norma-norma yang dipersyaratkan oleh atasanya. Tentu saja sekolah dapat digunakan oleh yang berkuasa untuk mengadakan perubahan-perubahan radikal yang diinginkan oleh pihak yang berkuasa itu, seperti dilakukan oleh hitler di jerman partai komunis di Uni Sovyet, Jepang didaerah jajahan dulu dan sebagainya.
Perubahan-perubahan itu antara lain tercermin dalam perubahan dan pembaharuan kurikulum dan sistem pendidikan peralihan dari zaman kolonial ke zaman kemerdekaan memerlukan berbagi perubahan kurikulum.



BAB III
PENUTUP


A.      Kesimpulan

1.    Hakekat Pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia secara manusiawi yang harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta perkembangan zaman. Disamping itu juga Pendidikan adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya sebagai individu dan masyarakat.
2.    sekolah berfungsi untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan serta kemampuan yang dibutuhkan siswa agar dapat memiliki modal di masa depan secara utuh serta tersalurkannya bakat dan potensi diri yang dimiliki.  Beberapa fungsi sekolah seperti, sekolah mempersiapkan seseorang untuk mendapat suatu pekerjaan, sekolah sebagai alat-alat transmisi kebudayaan, sekolah mengajarkan peranan social, sekolah sebagai alat integrasi social.
3.    Perubahan sosial adalah perubahan dalam struktur sosial dan dalam pola-pola hubungan sosial, yang antara lain mencakup, sistem status, hubungan dalam keluarga, sistem politik dan kekuatan, dan persebaran penduduk. Adapun perubahan yang terjadi dalam masyarakt yang sudah maju atau kompleks, kebudayaanya biasanya terwujud melalui (1)proses penemuan (discovery), (2) penciptaan bentuk baru (invention), dan (3) melalui proses difusi (persebaran unsur-unsur kebudayaan).
4.    Ada para pendidik yang menaruh kepercayaan yang besar sekali akan kekuasaan pendidikan dalam membentuk masyarakat baru. Karena itu setiap anak diharapkan memasuki sekolah dan dapat diberikan ide-ide baru tentang masyarakat yang lebih indah dari pada yang sudah-sudah.

B.       Saran
Demikian penjelasan yang dapat di uraikan penulis. Dalam penulisan makalah ini pastinya masih banyak kekurangan dan pengetahuan yang di paparkan oleh penulis, oleh karna itu enulis membuka pintu kritik atau masukan yang bernilai positif bagi kesempurnaan mkalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat umumnya bagi para pembaca dan khususnya bagi penulis. Trimakasih.


DAFTAR PUSTAKA


Al-Kalili, Asad m. 1993. Kamus Indonesia Arab. Jakarta:bulan bintang.
Ma’luf, Luis. 1977. Al-Munjid Fiy Al-Lugah. Bairut:dar al-masyriq.
Munawwir, Achmad Warson. 1997. Kamus munawwir. Yogyakarta:pustaka proggresif.
Nasution, S. 1994. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: bumi aksara.
SISDIKNAS. 2014. Bandung:citra umbara.
Soekanto, Soerjono. 2006. Pengantar Sosiologi. Jakarta:raja grafindo persada.
Wahyu, Ramdani.2008. Ilmu Budaya Dasar. Bandung:pustaka setia.


[1] . ahmad warson munawwir. Kamus munawwir. Hal 715.
[2] . Ma’luf, Luis.. Al-Munjid Fiy Al-Lugah. Hal 902.
[3] . Ary H Gunawan, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 54.
[4] .SISDIKNAS hal 2.
[5] .Ramdani wahyu.ilmu budaya dasar. Hal 269.
[6] .ibid. Hal 270.
[7]. Soerjono Soekanto. 2006. Pengantar Sosiologi.hal 64
[8] . Nasution, S. Sosiologi Pendidikan.hal 59.
[9].  Soerjono Soekanto. Pengantar Sosiologi. Hal 69.

Comments

Popular posts from this blog

BIOPSIKOLOGI

PENILAIAN BERBASIS KELAS

Sifat, hakikat, dan aktifitas kejiwaan manusia dalam kehidupan